SELAMAT BERGABUNG DI MUSLIM CENTER. KAMI AKAN MENYEDIAKAN BERITA DAN KONTEN ISLAMI TERUPDATE SETIAP MINGGUNYA
Post Yang Belum Di Upload

Tulisan Rektor ITS, Prof Joni Hermana di wall FB nya

Coba simak kutipan inspiratif di bawah ini yang menggugah...

.

Kutipan Inspiratif : LIFE GUIDE (Inspiration story)

.

Dulu dikala aku kecil, aku sll mendpt peringkat 1 baik di tingkat SD, SMP, SMA


Semua merasa senang, ibu & ayah pun sll memelukku dg bangga. Klrg sgt senang melihat anaknya pintar & berprestasi.


Aku masuk perguruan tinggi ternama pun, tnp embel2 test.


Org tua & teman2 ku merasa bangga thd diriku.


Tatkala aku kuliah IPK ku sll 4 & lulus dg predikat cum laude.


Semua bahagia, para rektor menyalami ku & merasa bangga memiliki mahasiswa spt diriku, jgn ditanya ttg org tua ku, tentunya mrk org yg paling bangga, bangga melihat anaknya lulus dg predikat cum laude. Teman2 seperjuangan ku pun gembira. Semua wajah memancarkan kebahagiaan.


Lulus dr perguruan tinggi aku bekerja disbh perusahan bonafit. Karirku sgt melejit & gajiku sgt besar.


Semua pun merasa bangga dg diriku, semua rekan bisnisku sll menjabat tgn-ku, semua hormat & mnghargai diriku, teman2 lama pun sll menyebut namaku sbg slh satu org sukses. 


Namun ada sesuatu yg tak prnh kudptkan dlm perjalanan hidup ku slm ini. Hatiku sll kosomg & risau. Perasaan sepi sll memghantui hari2ku. Ya..aku terlalu mengejar duniaku & mengabaikan akhiratku. Aku sedih...


Ketika aku berikrar utk berjuang bersama barisan pembela Rasulullah saw & ku buang sgl title keduniaanku, kutinggalkan dunia ku utk mengejar akhirat & ridhaNya. Seketika itu pula dunia terasa berbalik. Yaa... Dunia spt berbalik. Ku putuskan utk mrantau & memilih mempelajari ilmu Al-Qur'an & hadist & kuhafalkan Al-Qur'an 30 juz.


Semua org mencemooh & memaki diriku. Tak ada lg pujian, senyum kebanggan, peluk hangat dll. Yg ada hanyalah cacian. 


Terkadang org memaki diriku, "buat apa sekolah tinggi2 kalau akhirnya masuk pesantren.

Dia itu org bodoh..! Udh punya pekerjaan enak ditinggalin...


Berbagai caci & maki tertuju pd diriku, bahkan dr klrg yg tak jarang membuat diriku sedih....


"Apa ada lulusan perguruan tinggi terkenal masuk pondok tahfidz..? Ga sayang apa udh dpt kerja enak, mau makan apa & dr mana lg..?


Kata mereka..


Ya, pertanyaan2 itu trs menyerang & menyudutkan diriku.


Hingga suatu ketika..


Ketika fajar mulai menyingsing ku ajak ibu utk shalat berjamaah di masjid, masjid tmpt dimn aku biasa mnjd imam.


Ini adalah shalat subuh yg akan sll ku kenang. 


Ku angkat tangan seraya mengucapkan takbir. " Allaaahuu akbaar"_

ku agungkan Allah dg seagung2nya.


Ku baca doa iftitah dlm hati ku, berdesir hati ini rasanya.... 

Kulanjutkan membaca Al-Fatihah, 

Bismillahirrahmaanirrahiiim, (smp disini hati ku bergetar ), ku sebut namaNya yg maha pengasih & maha penyayang..


Alhamdulillahirabbil alamiin...

Ku panjatkan puji2an utk Rabb semesta alam..


Kulanjutkan bacaan lamat2, ku hayati surah al-fatihah dg seindah2nya tadabur, tnp terasa air mata jatuh membasahi wajahku....


Berat lidah ku utk melanjutkan ayat, Arrahmaanirrahiim, 

ku lanjutkan ayat dg nada yg mulai bergetar....


Malikiyaumiddin, kali ini aku sdh tak kuasa menahan tangisku. 


Iyyaka na'budu wa iyyaka nastaiin, "yaa Allah hanya kpdMu lah kami menyembah & hanya kpdMu lah kami meminta pertolongan."

Hati ku terasa tercabik2, sering kali diri ini menuntut kpd Allah utk memenuhi kebutuhanku, tp aku lalai melaksanakan kewajibanku kpd-Mu.


Smp lah aku pd akhir ayat dlm surah Al-Fatihah. Ku seka air mata & ku tenangkan sejenak diriku.


Selanjutnya aku putuskan utk membaca surah _Abasa'_. Ku hanyut dlm bacaan ku, terasa syahdu, hingga terdengar isak tangis jamaah sesekali. Bacaan trs mengalun, hingga smp lah pd ayat 34. Tangisku memecah sejadi2nya.


Yauma yafirrul mar'u min akhii, wa ummihii wa abiih, wa shaahibatihi wa baniih, likullimriim minhum yauma idzin sya'nuy yughniih...


Tangisku pun memecah, tak mampu ku lanjutkan ayat tsb, tubuhku terasa lemas....


Stlh shalat subuh selesai, dlm perjlnan plg, ibu bertanya : "mengapa kamu menangis saat membaca ayat tadi, apa artinya..?"


Aku hentikan langkahku & aku jelaskan pd ibu. Kutatap wajahnya dlm2 & aku berkata : 


"wahai ibu..

Ayat itu mnjelaskan ttg huru hara padang mahsyar saat kiamat nanti, semua akan lari meninggalkan sudaranya...


Ibunya...

Bapaknya..

Istri & anak2nya..


Semuanya sibuk dg urusannya masing2.


Bila kita kaya org akan memuji dg sebutan org yg berjaya...,


Namun ketika kiamat trjd apalah gunanya sgl puji2an manusia itu....


Semua akan meninggalkan kita. Bahkan ibupun akan meninggalkan aku..


Ibu pun meneteskan air mata, ku seka air matanya...


Ku lanjutkan, "Aku pun takut bu bila dimahsyar bekal yg ku bawa sedikit.."


Pujian org yg ramai slm bertahun2 pun kini tak berguna lg...


Lalu knp org beramai2 menginginkan pujian & takut mendpt celaan. Apakah mrk tak menghiraukan kehidupan akhiratnya kelak...?


Ibu kembali memelukku & tersenyum. Ibu mengatakan, "betapa bahagianya punya anak spt dirimu..."

Baru kali ini aku merasa bahagia, krn ibuku bangga thd diriku.


Brbagai pencapaian yg aku dpt dulu, walaupun ibu sama memeluk ku namun baru kali ini pelukan itu sgt membekas dlm jiwaku.


Wahai manusia sebenarnya apa yg kalian kejar..?

Dan apa pula yg mngejar kalian..?

Bukankah maut semakin hari semakin mndekat...?


Dunia yg menipu jgn smp menipu & membuat diri lupa pd negeri akhirat kelak...


Wahai saudaraku,

apakah kalian sadar nafas kalian hanya bbrp saat lagi..?


Seblm lubang kubur kalian akan digali..

Apa yg aku & kalian banggakan dihadapan Allah & RasulNya kelak...?


Wallahua'lam...

.

Jika antum mau share niatkanlah dengan baik mudah-mudahan bisa jadi obat bagi masalah anda dan kita semua.....Aamiin.


Sobat sekarang anda memiliki dua pilihan ,

1. Membiarkan sedikit pengetahuan ini hanya dibaca disini

2. Membagikan pengetahuan ini insyallah bermanfaat dan akan menjadi pahala bagimu. Aamiin..


Silahkan Di Share Ya..


Boleh di SHARE sebanyak mungkin!!

.

LIFE GUIDE (Inspiration story)

Tulisan Rektor ITS, Prof Joni Hermana di wall FB nya

Coba simak kutipan inspiratif di bawah ini yang menggugah...

.

Kutipan Inspiratif : LIFE GUIDE (Inspiration story)

.

Dulu dikala aku kecil, aku sll mendpt peringkat 1 baik di tingkat SD, SMP, SMA


Semua merasa senang, ibu & ayah pun sll memelukku dg bangga. Klrg sgt senang melihat anaknya pintar & berprestasi.


Aku masuk perguruan tinggi ternama pun, tnp embel2 test.


Org tua & teman2 ku merasa bangga thd diriku.


Tatkala aku kuliah IPK ku sll 4 & lulus dg predikat cum laude.


Semua bahagia, para rektor menyalami ku & merasa bangga memiliki mahasiswa spt diriku, jgn ditanya ttg org tua ku, tentunya mrk org yg paling bangga, bangga melihat anaknya lulus dg predikat cum laude. Teman2 seperjuangan ku pun gembira. Semua wajah memancarkan kebahagiaan.


Lulus dr perguruan tinggi aku bekerja disbh perusahan bonafit. Karirku sgt melejit & gajiku sgt besar.


Semua pun merasa bangga dg diriku, semua rekan bisnisku sll menjabat tgn-ku, semua hormat & mnghargai diriku, teman2 lama pun sll menyebut namaku sbg slh satu org sukses. 


Namun ada sesuatu yg tak prnh kudptkan dlm perjalanan hidup ku slm ini. Hatiku sll kosomg & risau. Perasaan sepi sll memghantui hari2ku. Ya..aku terlalu mengejar duniaku & mengabaikan akhiratku. Aku sedih...


Ketika aku berikrar utk berjuang bersama barisan pembela Rasulullah saw & ku buang sgl title keduniaanku, kutinggalkan dunia ku utk mengejar akhirat & ridhaNya. Seketika itu pula dunia terasa berbalik. Yaa... Dunia spt berbalik. Ku putuskan utk mrantau & memilih mempelajari ilmu Al-Qur'an & hadist & kuhafalkan Al-Qur'an 30 juz.


Semua org mencemooh & memaki diriku. Tak ada lg pujian, senyum kebanggan, peluk hangat dll. Yg ada hanyalah cacian. 


Terkadang org memaki diriku, "buat apa sekolah tinggi2 kalau akhirnya masuk pesantren.

Dia itu org bodoh..! Udh punya pekerjaan enak ditinggalin...


Berbagai caci & maki tertuju pd diriku, bahkan dr klrg yg tak jarang membuat diriku sedih....


"Apa ada lulusan perguruan tinggi terkenal masuk pondok tahfidz..? Ga sayang apa udh dpt kerja enak, mau makan apa & dr mana lg..?


Kata mereka..


Ya, pertanyaan2 itu trs menyerang & menyudutkan diriku.


Hingga suatu ketika..


Ketika fajar mulai menyingsing ku ajak ibu utk shalat berjamaah di masjid, masjid tmpt dimn aku biasa mnjd imam.


Ini adalah shalat subuh yg akan sll ku kenang. 


Ku angkat tangan seraya mengucapkan takbir. " Allaaahuu akbaar"_

ku agungkan Allah dg seagung2nya.


Ku baca doa iftitah dlm hati ku, berdesir hati ini rasanya.... 

Kulanjutkan membaca Al-Fatihah, 

Bismillahirrahmaanirrahiiim, (smp disini hati ku bergetar ), ku sebut namaNya yg maha pengasih & maha penyayang..


Alhamdulillahirabbil alamiin...

Ku panjatkan puji2an utk Rabb semesta alam..


Kulanjutkan bacaan lamat2, ku hayati surah al-fatihah dg seindah2nya tadabur, tnp terasa air mata jatuh membasahi wajahku....


Berat lidah ku utk melanjutkan ayat, Arrahmaanirrahiim, 

ku lanjutkan ayat dg nada yg mulai bergetar....


Malikiyaumiddin, kali ini aku sdh tak kuasa menahan tangisku. 


Iyyaka na'budu wa iyyaka nastaiin, "yaa Allah hanya kpdMu lah kami menyembah & hanya kpdMu lah kami meminta pertolongan."

Hati ku terasa tercabik2, sering kali diri ini menuntut kpd Allah utk memenuhi kebutuhanku, tp aku lalai melaksanakan kewajibanku kpd-Mu.


Smp lah aku pd akhir ayat dlm surah Al-Fatihah. Ku seka air mata & ku tenangkan sejenak diriku.


Selanjutnya aku putuskan utk membaca surah _Abasa'_. Ku hanyut dlm bacaan ku, terasa syahdu, hingga terdengar isak tangis jamaah sesekali. Bacaan trs mengalun, hingga smp lah pd ayat 34. Tangisku memecah sejadi2nya.


Yauma yafirrul mar'u min akhii, wa ummihii wa abiih, wa shaahibatihi wa baniih, likullimriim minhum yauma idzin sya'nuy yughniih...


Tangisku pun memecah, tak mampu ku lanjutkan ayat tsb, tubuhku terasa lemas....


Stlh shalat subuh selesai, dlm perjlnan plg, ibu bertanya : "mengapa kamu menangis saat membaca ayat tadi, apa artinya..?"


Aku hentikan langkahku & aku jelaskan pd ibu. Kutatap wajahnya dlm2 & aku berkata : 


"wahai ibu..

Ayat itu mnjelaskan ttg huru hara padang mahsyar saat kiamat nanti, semua akan lari meninggalkan sudaranya...


Ibunya...

Bapaknya..

Istri & anak2nya..


Semuanya sibuk dg urusannya masing2.


Bila kita kaya org akan memuji dg sebutan org yg berjaya...,


Namun ketika kiamat trjd apalah gunanya sgl puji2an manusia itu....


Semua akan meninggalkan kita. Bahkan ibupun akan meninggalkan aku..


Ibu pun meneteskan air mata, ku seka air matanya...


Ku lanjutkan, "Aku pun takut bu bila dimahsyar bekal yg ku bawa sedikit.."


Pujian org yg ramai slm bertahun2 pun kini tak berguna lg...


Lalu knp org beramai2 menginginkan pujian & takut mendpt celaan. Apakah mrk tak menghiraukan kehidupan akhiratnya kelak...?


Ibu kembali memelukku & tersenyum. Ibu mengatakan, "betapa bahagianya punya anak spt dirimu..."

Baru kali ini aku merasa bahagia, krn ibuku bangga thd diriku.


Brbagai pencapaian yg aku dpt dulu, walaupun ibu sama memeluk ku namun baru kali ini pelukan itu sgt membekas dlm jiwaku.


Wahai manusia sebenarnya apa yg kalian kejar..?

Dan apa pula yg mngejar kalian..?

Bukankah maut semakin hari semakin mndekat...?


Dunia yg menipu jgn smp menipu & membuat diri lupa pd negeri akhirat kelak...


Wahai saudaraku,

apakah kalian sadar nafas kalian hanya bbrp saat lagi..?


Seblm lubang kubur kalian akan digali..

Apa yg aku & kalian banggakan dihadapan Allah & RasulNya kelak...?


Wallahua'lam...

.

Jika antum mau share niatkanlah dengan baik mudah-mudahan bisa jadi obat bagi masalah anda dan kita semua.....Aamiin.


Sobat sekarang anda memiliki dua pilihan ,

1. Membiarkan sedikit pengetahuan ini hanya dibaca disini

2. Membagikan pengetahuan ini insyallah bermanfaat dan akan menjadi pahala bagimu. Aamiin..


Silahkan Di Share Ya..


Boleh di SHARE sebanyak mungkin!!

.

0 komentar:


Penulis:MUHAMMAD MASRUR

 Sebelum saya menulis ini, saya menonton beberapa video penceramah yang ditanya tentang mencium tangan dan kaki orang yang dihormati, seperti guru atau orang tua. Video lain menampilkan judul bagaimana hukumnya sungkem (merunduk dengan meletakkan kedua telapak tangan di atas kepala sambil berlutut di hadapan orang yang dihormati. Sebagian sampai bersujud) di hadapan orang tua. 

Penceramah pertama dari kalangan habaib (keturunan Nabi Saw.) menyampaikan dalam bahasa Melayu, yang membolehkan hal tersebut karena para sahabat juga pernah mencium tangan bahkan lutut Nabi Saw. karena memuliakan dan tujuannya tidak lebih dari apa yang dicontohkan para sahabat.

Penceramah kedua juga membolehkan karena yang terpenting prinsipnya adalah memuliakan (takrim), tidak menyembah. Ia menampilkan dengan jelas dalil-dalilnya bahkan mampu menyebutkan nomor ayat Alquran dan hadis.

Penceramah ketiga dengan judul video sungkem kepada orangtua menyarankan agar perilaku mencium kaki atau tangan ini ditinggalkan. Menurutnya, tidak ada yang lebih patut dihormati kecuali Allah Swt.

Penceramah itu berdalil dengan riwayat Mu’adz bin Jabal yang ditegur Nabi karena mencium kakinya dan Nabi Saw. berkata kalau ada manusia yang dihormati maka istri bersujud kepada suami lebih berhak dari itu.

Menelusuri Dalil Mencium Kaki

Dua pandangan berbeda dari tiga contoh penceramah tersebut itu diakui ada dasarnya. Banyak ulama membolehkan praktik mencium tangan atau kaki dalam konteks menghormati. Tidak hanya ulama kontemporer, tapi juga ulama terdahulu seperti dari kalangan ahli hadis. Meski begitu, yang tidak membolehkan juga ada. Imam Malik diriwayatkan memnadang perilaku mencium tangan (apalagi kaki) orang, meskipun dalam konteks menghormati, hukumnya makruh.

Dalil pertama secara spesifik adalah hadis al-Tirmidzi, al-Nasa’i, dan Ibn Majah tentang kisah dua orang Yahudi yang mencium kedua tangan dan kaki Nabi Saw. setelah mendengar penjelasannya. Hadis tersebut diriwayatkan dari Shafwan bin ‘Assal. Namun, Shafwan bin ‘Assal menurut banyak kritikus hadis dianggap sebagai pe-rawi yang lemah. Sebenarnya ada keragaman pendapat di kalangan ahli hadis. al-Tirmidzi menilai hadis ini hasan shahih. Al-Nasa’i menilainya munkar. Memang, Al-Nasa’i terkenal sebagai kritikus hadis yang ketat (mutasyaddid).

Dalil kedua adalah adalah hadis riwayat Ummu Aban binti al-Wazi’ bin Zari’, dari kakeknya Zari’ yang pernah berada di dalam rombongan ‘Abd al-Qays, beliau berkata:

لَمَّا قَدِمْنَا الْمَدِينَةَ فَجَعَلْنَا نَتَبَادَرُ مِنْ رَوَاحِلِنَا فَنُقَبِّلُ يَدَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، وَرجله .

Ketika kami tiba di Madinah, kami segera mempercepat unta yang kami tunggangi lalu mencium tangan Nabi Saw. dan kakinya.”

Hadis ini terdapat di dalam Sunan Abu Dawud. Menurut al-Albani, hadis ini hukumnya hasan tanpa memasukan redaksi wa rijlahu. Menurut Ibn Hajar al-‘Asqalani, hadis ini memiliki sanad yang baik.

Dalil ketiga adalah kisah Ka’b bin Malik, dari ayahnya yang hendak bertaubat kepada Nabi Saw.:

لَمَّا نَزَلَتْ تَوْبَتِي أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَبَّلْتُ يده وركبتيه

Ketika saya bertaubat, saya mendatangi Nabi Saw. lalu mencium tangan dan kedua lututnya.”

Dari ketiga hadis tersebut, yang mendapatkan komentar negatif dari segi kesahihan hadis adalah yang pertama. Namun dari segi kontennya (matan), ketiga hadis tersebut sama-sama menunjukkan penghormatan kepada Nabi Saw., ada yang dalam kondisi bertaubat atau pun tiba dari perjalanan yang sangat penting dalam hidup muslimin waktu itu, hijrah ke Madinah. Artinya, mencium tangan dan kaki orang yang dihormati seperti Nabi atau orang tua, sebenarnya ada dasar dalilnya dalam syariat.

Memahami Makna Hadis Mencium Kaki

Sebagian pemuka agama, memang ada yang berpendapat kalau hal ini tidak diperbolehkan. Alasannya adalah tidak boleh ada yang diagungkan apalagi bersujud kecuali kepada Allah semata. Mereka yang berpendapat demikian menyandarkan pendapatnya pada hadis yang terdapat dalam Sunan Ibn Majah:

 لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِغَيْرِ اللَّهِ ، لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا

Kalau aku (harus) memerintah seseorang untuk bersujud kepada selain Allah, aku akan perintahkan perempuan untuk bersujud kepada suaminya.”

Hadis tersebut mengilustrasikan pengandaian Nabi Saw., bahwa andaikan sujud -dalam makna sesungguhnya, yaitu penyembahan (ibadah)- kepada selain Allah itu diperbolehkan, maka yang disyariatkan adalah sujudnya seorang istri kepada suami. Menurut Syaikh Shalih al-Munjid, hadis di atas sama sekali tidak menunjukkan kewajiban sujud kepada seorang suami. Justru hadis di atas berfungsi sebagai larangan.

Meskipun demikian, ada ulama yang berpendapat dengan hadis tersebut kalau mencium kaki orang yang dihormati dikhawatirkan sama dengan menyembah selain kepada Allah. Yang berpendapat demikian adalah Syaikh Shalih Fauzan dan Syaikh Sulaiman bin Salimullah al-Ruhaili. Keduanya berasal dari Saudi Arabia. Syaikh Sulaiman bin Salimullah, menambahkan meskipun itu tidak berarti penyembahan, ia berpendapat lebih baik perilaku ini dijauhi.

Namun, banyak juga yang mengatakan bahwa mencium kaki orang tua atau guru, sama sekali tidak menunjukkan bentuk penyembahan kepada orang tua. Justru hal tersebut dalam konteks penghormatan dan memuliakan. Hal ini dibenarkan dalam agama.

Di antara yang berpendapat demikian adalah Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin. Selain beliau, banyak juga ulama-ulama mutaqaddimin yang memperbolehkan seperti al-Tirmidzi dan al-Baihaqi yang memasukkan tema ini di dalam kitab hadisnya.

Menurut Imam al-Nawawi dalam Almajmu’, seperti mencium tangan, mencium kaki tidak boleh untuk tujuan harta duniawi, mendapatkan jabatan, atau apa saja yang tidak terdapat unsur ukhrawi di dalamnya. Al-Mubarakfuri juga mengatakan kalau kisah dua orang Yahudi yang mencium tangan dan kaki Nabi Saw. menjadi dalil dibolehkannya hal tersebut. Wallahu A’lam.

HUKUM MENCIUM KAKI ORANG YANG DIHORMATI


Penulis:MUHAMMAD MASRUR

 Sebelum saya menulis ini, saya menonton beberapa video penceramah yang ditanya tentang mencium tangan dan kaki orang yang dihormati, seperti guru atau orang tua. Video lain menampilkan judul bagaimana hukumnya sungkem (merunduk dengan meletakkan kedua telapak tangan di atas kepala sambil berlutut di hadapan orang yang dihormati. Sebagian sampai bersujud) di hadapan orang tua. 

Penceramah pertama dari kalangan habaib (keturunan Nabi Saw.) menyampaikan dalam bahasa Melayu, yang membolehkan hal tersebut karena para sahabat juga pernah mencium tangan bahkan lutut Nabi Saw. karena memuliakan dan tujuannya tidak lebih dari apa yang dicontohkan para sahabat.

Penceramah kedua juga membolehkan karena yang terpenting prinsipnya adalah memuliakan (takrim), tidak menyembah. Ia menampilkan dengan jelas dalil-dalilnya bahkan mampu menyebutkan nomor ayat Alquran dan hadis.

Penceramah ketiga dengan judul video sungkem kepada orangtua menyarankan agar perilaku mencium kaki atau tangan ini ditinggalkan. Menurutnya, tidak ada yang lebih patut dihormati kecuali Allah Swt.

Penceramah itu berdalil dengan riwayat Mu’adz bin Jabal yang ditegur Nabi karena mencium kakinya dan Nabi Saw. berkata kalau ada manusia yang dihormati maka istri bersujud kepada suami lebih berhak dari itu.

Menelusuri Dalil Mencium Kaki

Dua pandangan berbeda dari tiga contoh penceramah tersebut itu diakui ada dasarnya. Banyak ulama membolehkan praktik mencium tangan atau kaki dalam konteks menghormati. Tidak hanya ulama kontemporer, tapi juga ulama terdahulu seperti dari kalangan ahli hadis. Meski begitu, yang tidak membolehkan juga ada. Imam Malik diriwayatkan memnadang perilaku mencium tangan (apalagi kaki) orang, meskipun dalam konteks menghormati, hukumnya makruh.

Dalil pertama secara spesifik adalah hadis al-Tirmidzi, al-Nasa’i, dan Ibn Majah tentang kisah dua orang Yahudi yang mencium kedua tangan dan kaki Nabi Saw. setelah mendengar penjelasannya. Hadis tersebut diriwayatkan dari Shafwan bin ‘Assal. Namun, Shafwan bin ‘Assal menurut banyak kritikus hadis dianggap sebagai pe-rawi yang lemah. Sebenarnya ada keragaman pendapat di kalangan ahli hadis. al-Tirmidzi menilai hadis ini hasan shahih. Al-Nasa’i menilainya munkar. Memang, Al-Nasa’i terkenal sebagai kritikus hadis yang ketat (mutasyaddid).

Dalil kedua adalah adalah hadis riwayat Ummu Aban binti al-Wazi’ bin Zari’, dari kakeknya Zari’ yang pernah berada di dalam rombongan ‘Abd al-Qays, beliau berkata:

لَمَّا قَدِمْنَا الْمَدِينَةَ فَجَعَلْنَا نَتَبَادَرُ مِنْ رَوَاحِلِنَا فَنُقَبِّلُ يَدَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، وَرجله .

Ketika kami tiba di Madinah, kami segera mempercepat unta yang kami tunggangi lalu mencium tangan Nabi Saw. dan kakinya.”

Hadis ini terdapat di dalam Sunan Abu Dawud. Menurut al-Albani, hadis ini hukumnya hasan tanpa memasukan redaksi wa rijlahu. Menurut Ibn Hajar al-‘Asqalani, hadis ini memiliki sanad yang baik.

Dalil ketiga adalah kisah Ka’b bin Malik, dari ayahnya yang hendak bertaubat kepada Nabi Saw.:

لَمَّا نَزَلَتْ تَوْبَتِي أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَبَّلْتُ يده وركبتيه

Ketika saya bertaubat, saya mendatangi Nabi Saw. lalu mencium tangan dan kedua lututnya.”

Dari ketiga hadis tersebut, yang mendapatkan komentar negatif dari segi kesahihan hadis adalah yang pertama. Namun dari segi kontennya (matan), ketiga hadis tersebut sama-sama menunjukkan penghormatan kepada Nabi Saw., ada yang dalam kondisi bertaubat atau pun tiba dari perjalanan yang sangat penting dalam hidup muslimin waktu itu, hijrah ke Madinah. Artinya, mencium tangan dan kaki orang yang dihormati seperti Nabi atau orang tua, sebenarnya ada dasar dalilnya dalam syariat.

Memahami Makna Hadis Mencium Kaki

Sebagian pemuka agama, memang ada yang berpendapat kalau hal ini tidak diperbolehkan. Alasannya adalah tidak boleh ada yang diagungkan apalagi bersujud kecuali kepada Allah semata. Mereka yang berpendapat demikian menyandarkan pendapatnya pada hadis yang terdapat dalam Sunan Ibn Majah:

 لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِغَيْرِ اللَّهِ ، لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا

Kalau aku (harus) memerintah seseorang untuk bersujud kepada selain Allah, aku akan perintahkan perempuan untuk bersujud kepada suaminya.”

Hadis tersebut mengilustrasikan pengandaian Nabi Saw., bahwa andaikan sujud -dalam makna sesungguhnya, yaitu penyembahan (ibadah)- kepada selain Allah itu diperbolehkan, maka yang disyariatkan adalah sujudnya seorang istri kepada suami. Menurut Syaikh Shalih al-Munjid, hadis di atas sama sekali tidak menunjukkan kewajiban sujud kepada seorang suami. Justru hadis di atas berfungsi sebagai larangan.

Meskipun demikian, ada ulama yang berpendapat dengan hadis tersebut kalau mencium kaki orang yang dihormati dikhawatirkan sama dengan menyembah selain kepada Allah. Yang berpendapat demikian adalah Syaikh Shalih Fauzan dan Syaikh Sulaiman bin Salimullah al-Ruhaili. Keduanya berasal dari Saudi Arabia. Syaikh Sulaiman bin Salimullah, menambahkan meskipun itu tidak berarti penyembahan, ia berpendapat lebih baik perilaku ini dijauhi.

Namun, banyak juga yang mengatakan bahwa mencium kaki orang tua atau guru, sama sekali tidak menunjukkan bentuk penyembahan kepada orang tua. Justru hal tersebut dalam konteks penghormatan dan memuliakan. Hal ini dibenarkan dalam agama.

Di antara yang berpendapat demikian adalah Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin. Selain beliau, banyak juga ulama-ulama mutaqaddimin yang memperbolehkan seperti al-Tirmidzi dan al-Baihaqi yang memasukkan tema ini di dalam kitab hadisnya.

Menurut Imam al-Nawawi dalam Almajmu’, seperti mencium tangan, mencium kaki tidak boleh untuk tujuan harta duniawi, mendapatkan jabatan, atau apa saja yang tidak terdapat unsur ukhrawi di dalamnya. Al-Mubarakfuri juga mengatakan kalau kisah dua orang Yahudi yang mencium tangan dan kaki Nabi Saw. menjadi dalil dibolehkannya hal tersebut. Wallahu A’lam.

0 komentar:

Syaikh Salim bin Abdullah al-Hadhrami dalam kitabnya Safinatun Najah meyebutkan sepuluh hal yang dilarang bagi wanita yang sedang haid; shalat, thawaf, menyentuh Alquran, membawa Alquran, berdiam diri di dalam masjid, membaca Alquran, puasa, talak, lewat dan berjalan di dalam masjid apabila khawatir mengotori masjid dengan darahnya, bersenang-senang dengan pasangan di antara pusar dan lutut.

Lantas, bagaimana dengan wudhu? Apakah boleh wanita wudhu sebelum tidur?

Mengenai masalah ini, ulama berbeda pendapat. Secara umum, setidaknya ada tiga pendapat ulama tentang hukum wudhu bagi wanita haid sebelum tidur.

Pertama; tetap dianjurkan wudhu sebelum tidur bagi wanita haid. Hal ini didasarkan pada keumuman hadis Nabi Saw. yang menganjurkan wudhu terlebih dahulu sebelum tidur, bagi laki-laki maupun wanita, dalam keadaan haid maupun tidak. Dalam sebuah hadis riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim dari al-Barra’ bin ‘Azib, Nabi Saw bersabda;

إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ

BACA JUGA:

“Jika kamu hendak tidur, maka berwudhulah sebagaimana wudhu ketika hendak melaksanakan shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu”.

Dalam kitab Syarh Muslim, Imam al-Nawawi menyebutkan perkataan al-Maziri mengenai pendapat sebagian ulama yang tetap menganjurkan wanita haid tidur dalam keadaan bersuci dengan wudhu terlebih dahulu.

“Al-Maziri mengatakan, ‘terdapat perbedaan pendapat tentang wudhunya wanita haid sebelum tidur. Bagi ulama yang memahami bahwa tidur hendaknya dalam keadaan suci, maka dia menganjurkan wudhu sebelum tidur.”

Kedua; tidak dianjurkan wudhu sebelum tidur bagi wanita yang sedang haid. Meski demikian, apabila wudhu terlebih dahulu tidak haram, hanya saja lebih baik tidak wudhu. Hal ini karena wudhu tidak dapat menghilangkan hadas dan membuat wanita haid menjadi suci, sehingga wudhu atau tidak statusnya sama saja. Pendapat ini menjadi kesepakatan hukum di kalangan ulama mazhab Syafiiyah, sebagaimana ditegaskan oleh Imam al-Nawawi berikut;

BACA JUGA:

“Para ulama mazhab kami (Syafiiyah) sepakat bahwa tidak dianjurkan bagi wanita haid atau nifas melakukan wudhu karena wudhunya tidak berdampak menghilangkan hadas keduanya. Kecuali apabila darahnya sudah berhenti (sedangkan dia belum mandi suci), maka hukumya seperti orang junub.”

Ketiga; haram wudhu bagi wanita haid baik sebelum tidur atau lainnya. Wudhu sebelum tidur ini haram apabila dia wudhu dengan niat menghilangkan hadas dan dengan tujuan beribadah. Pendapat ini dikatakan oleh Imam al-Ramli dalam kitab Nihayatul Muhtaj sebagai berikut;

“Di antara perkara yang haram bagi wanita haid adalah bersuci dari hadas dengan tujuan beribadah serta dia mengerti bahwa hal tersebut haram”.

Dari ketiga hukum tersebut di atas, yang paling kuat adalah pendapat kedua. Wanita haid tidak dianjurkan wudhu sebelum tidur dikarenakan wudhunya tidak akan menghilangkan hadas atau membuat dirinya suci dari hadas. Namun apabila dia wudhu, maka hukumnya tidak haram karena wudhu tidak termasuk di antara sepuluh perkara yang haram dilakukan bagi wanita haid sebagaimana telah disebutkan di atas.

Wallahu’alam.

Apakah WANITA HAID DIANJURKAN WUDHU SEBELUM TIDUR?

Syaikh Salim bin Abdullah al-Hadhrami dalam kitabnya Safinatun Najah meyebutkan sepuluh hal yang dilarang bagi wanita yang sedang haid; shalat, thawaf, menyentuh Alquran, membawa Alquran, berdiam diri di dalam masjid, membaca Alquran, puasa, talak, lewat dan berjalan di dalam masjid apabila khawatir mengotori masjid dengan darahnya, bersenang-senang dengan pasangan di antara pusar dan lutut.

Lantas, bagaimana dengan wudhu? Apakah boleh wanita wudhu sebelum tidur?

Mengenai masalah ini, ulama berbeda pendapat. Secara umum, setidaknya ada tiga pendapat ulama tentang hukum wudhu bagi wanita haid sebelum tidur.

Pertama; tetap dianjurkan wudhu sebelum tidur bagi wanita haid. Hal ini didasarkan pada keumuman hadis Nabi Saw. yang menganjurkan wudhu terlebih dahulu sebelum tidur, bagi laki-laki maupun wanita, dalam keadaan haid maupun tidak. Dalam sebuah hadis riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim dari al-Barra’ bin ‘Azib, Nabi Saw bersabda;

إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ

BACA JUGA:

“Jika kamu hendak tidur, maka berwudhulah sebagaimana wudhu ketika hendak melaksanakan shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu”.

Dalam kitab Syarh Muslim, Imam al-Nawawi menyebutkan perkataan al-Maziri mengenai pendapat sebagian ulama yang tetap menganjurkan wanita haid tidur dalam keadaan bersuci dengan wudhu terlebih dahulu.

“Al-Maziri mengatakan, ‘terdapat perbedaan pendapat tentang wudhunya wanita haid sebelum tidur. Bagi ulama yang memahami bahwa tidur hendaknya dalam keadaan suci, maka dia menganjurkan wudhu sebelum tidur.”

Kedua; tidak dianjurkan wudhu sebelum tidur bagi wanita yang sedang haid. Meski demikian, apabila wudhu terlebih dahulu tidak haram, hanya saja lebih baik tidak wudhu. Hal ini karena wudhu tidak dapat menghilangkan hadas dan membuat wanita haid menjadi suci, sehingga wudhu atau tidak statusnya sama saja. Pendapat ini menjadi kesepakatan hukum di kalangan ulama mazhab Syafiiyah, sebagaimana ditegaskan oleh Imam al-Nawawi berikut;

BACA JUGA:

“Para ulama mazhab kami (Syafiiyah) sepakat bahwa tidak dianjurkan bagi wanita haid atau nifas melakukan wudhu karena wudhunya tidak berdampak menghilangkan hadas keduanya. Kecuali apabila darahnya sudah berhenti (sedangkan dia belum mandi suci), maka hukumya seperti orang junub.”

Ketiga; haram wudhu bagi wanita haid baik sebelum tidur atau lainnya. Wudhu sebelum tidur ini haram apabila dia wudhu dengan niat menghilangkan hadas dan dengan tujuan beribadah. Pendapat ini dikatakan oleh Imam al-Ramli dalam kitab Nihayatul Muhtaj sebagai berikut;

“Di antara perkara yang haram bagi wanita haid adalah bersuci dari hadas dengan tujuan beribadah serta dia mengerti bahwa hal tersebut haram”.

Dari ketiga hukum tersebut di atas, yang paling kuat adalah pendapat kedua. Wanita haid tidak dianjurkan wudhu sebelum tidur dikarenakan wudhunya tidak akan menghilangkan hadas atau membuat dirinya suci dari hadas. Namun apabila dia wudhu, maka hukumnya tidak haram karena wudhu tidak termasuk di antara sepuluh perkara yang haram dilakukan bagi wanita haid sebagaimana telah disebutkan di atas.

Wallahu’alam.

0 komentar:

Inilah Kenikmatan yang Diperoleh Penghuni Surga ‘Adn


Surga merupakan tujuan utama bagi umat manusia setelah hari kiamat kelak. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk menjadi penghuni surga, sebab di sinilah Allah menjanjikan kenikmatan pagi para penghuninya yang tidak mereka dapat selama di dunia. Tentu saja surga menjadi hadiah bagi hamba Allah yang beriman dan senantiasa taat kepada-Nya. Ada beberapa nama surga yang disediakan Allah untuk kehidupan setelah di dunia kelak. Salah satunya bernama surga ‘Adn. Lantas kenikmatan apa saja yang akan diperoleh penghuninya? Berikut informasi selengkapnya.

1. Janji Allah SWT Kepada Orang Mukmin Laki-laki dan Perempuan. Kenikmatan pertama yang akan diperoleh para penghuni surga ‘Adn adalah bahwa Allah SWT telah menjanjikan surga tersebut bagi lelaki dan perempuan mukmin. Allah Ta’ala berfirman: “Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.” (Q.S. At-Taubah : 72)

2. Balasan Bagi Hamba Allah SWT yang Benar-Benar Taat Kepada-Nya. Di dalam surga ini berkumpullah orang-orang shaleh. Allah Ta’ala berfirman: “(yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (Q.S. Ar-Ra’d : 23)

3. Balasan Bagi Orang yang Bertakwa. Di surga ini mengalir sungai-sungai, serta setiap penghuninya diberi keleluasaan untuk mendapatkan apapun yang mereka inginkan. Allah Ta’ala berfirman: “(yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa” (Q.S. An-Nahl : 31)

4. Balasan Bagi Orang-Orang yang Bersih Dari Kesesatan dan Kemaksiatan. Bahkan dikatakan dalam sebuah ayat bahwa penghuni surga ini akan berada kekal di dalamnya. Allah Ta’ala berfirman: “(yaitu) syurga 'Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan)” (Q.S. Thaahaa : 76)

Demikianlah informasi mengenai kenikmatan yang akan diperoleh para penghuni surga ‘Adn. Tentu saja semua orang akan berlomba-lomba mengerjakan amalan kebaikan demi mendapatkan kenikmatan dari surga ini. -infoyunik.com


Inilah Kenikmatan yang Diperoleh Penghuni Surga ‘Adn

Inilah Kenikmatan yang Diperoleh Penghuni Surga ‘Adn


Surga merupakan tujuan utama bagi umat manusia setelah hari kiamat kelak. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk menjadi penghuni surga, sebab di sinilah Allah menjanjikan kenikmatan pagi para penghuninya yang tidak mereka dapat selama di dunia. Tentu saja surga menjadi hadiah bagi hamba Allah yang beriman dan senantiasa taat kepada-Nya. Ada beberapa nama surga yang disediakan Allah untuk kehidupan setelah di dunia kelak. Salah satunya bernama surga ‘Adn. Lantas kenikmatan apa saja yang akan diperoleh penghuninya? Berikut informasi selengkapnya.

1. Janji Allah SWT Kepada Orang Mukmin Laki-laki dan Perempuan. Kenikmatan pertama yang akan diperoleh para penghuni surga ‘Adn adalah bahwa Allah SWT telah menjanjikan surga tersebut bagi lelaki dan perempuan mukmin. Allah Ta’ala berfirman: “Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.” (Q.S. At-Taubah : 72)

2. Balasan Bagi Hamba Allah SWT yang Benar-Benar Taat Kepada-Nya. Di dalam surga ini berkumpullah orang-orang shaleh. Allah Ta’ala berfirman: “(yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (Q.S. Ar-Ra’d : 23)

3. Balasan Bagi Orang yang Bertakwa. Di surga ini mengalir sungai-sungai, serta setiap penghuninya diberi keleluasaan untuk mendapatkan apapun yang mereka inginkan. Allah Ta’ala berfirman: “(yaitu) syurga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa” (Q.S. An-Nahl : 31)

4. Balasan Bagi Orang-Orang yang Bersih Dari Kesesatan dan Kemaksiatan. Bahkan dikatakan dalam sebuah ayat bahwa penghuni surga ini akan berada kekal di dalamnya. Allah Ta’ala berfirman: “(yaitu) syurga 'Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan)” (Q.S. Thaahaa : 76)

Demikianlah informasi mengenai kenikmatan yang akan diperoleh para penghuni surga ‘Adn. Tentu saja semua orang akan berlomba-lomba mengerjakan amalan kebaikan demi mendapatkan kenikmatan dari surga ini. -infoyunik.com


0 komentar:

Siapa Sajakah “Mahram” Kita?


Mahram adalah semua orang yang dalam syari’at Islam haram untuk dinikahi selamanya karena keturunan, persusuan dan pernikahan. Selain itu mahram merupakan kebijaksanaan Allah dan kesempurnaan agama-Nya yang mengatur segala kehidupan. Seperti ketentuan muslimah dalam safarkhalwat (berduan), pernikahan, perwalian dan lain-lain.

Dalam perihal ini, Allah berfirman dalam QS Annisa ayat 22-24:

وَلَا تَنْكِحُوا مَا نَكَحَ آبَاؤُكُمْ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ ۚ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَمَقْتًا وَسَاءَ سَبِيلًا *حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالَاتُكُمْ وَبَنَاتُ الْأَخِ وَبَنَاتُ الْأُخْتِ وَأُمَّهَاتُكُمُ اللَّاتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ مِنَ الرَّضَاعَةِ وَأُمَّهَاتُ نِسَائِكُمْ وَرَبَائِبُكُمُ اللَّاتِي فِي حُجُورِكُمْ مِنْ نِسَائِكُمُ اللَّاتِي دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَإِنْ لَمْ تَكُونُوا دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَحَلَائِلُ أَبْنَائِكُمُ الَّذِينَ مِنْ أَصْلَابِكُمْ وَأَنْ تَجْمَعُوا بَيْنَ الْأُخْتَيْنِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا

“Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. dan Dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina.

Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan Tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Pembagian mahram ada dua, yaitu mahram muabbad dan mahram muaqqatMahram muabbad adalah seseorang yang haram dinikahi sampai kapan pun dan apapun kondisinya. Mahram yang pertama ini berdasarkan nasab, perkawinan, dan persusuan. Mereka yang berdasarkan nasab adalah ibu, anak perempuan, saudara perempuan, bibi dari jalur ayah (‘ammat), bibi jalur ibu (khallat), anak perempuan dari saudara laki-laki, dan anak perempuan dari saudara perempuan.

Ada pun mahram muabbad karena pernikahan adalah istri dari ayah (ibu tiri), ibu dari istri (ibu mertua), dan anak perempuan dari istri (robihah). Dan mahram karena persusuan adalah wanita yang menyusui dan ibunya, anak perempuan dari wanita yang menyusui, saudara perempuan dari wanita yang menyusui (bibi persusuan), anak perempuan dari anak perempuan dari wanita yang menysusui (anak dari saudara persusuan), ibu dari suami dari wanita yang menyusui, saudara perempuan dari suami dari wanita yang menyusui, anak perempuan dari anak laki-laki dari wanita yang menyusui (anak dari saudara persusuan), anak perempuan dari suami dari wanita yang menyusui, dan istri lain dari suami dari wanita yang menyusui.

Sedangkan mahram muaqqat adalah seseorang yang haram dinikahi pada kondisi tertentu, dan menjadi halal jika kondisi tersebut hilang. Mereka adalah saudara perempuan dari istri, bibi (jalur ayah atau ibu) dari istri, istri yang telah bersuami, istri orang kafir yang masuk Islam, wanita yang ditalak tiga, wanita musyrik hingga masuk Islam, dan wanita pezina hingga ia bertaubat.

Siapa Sajakah “Mahram” Kita?

Siapa Sajakah “Mahram” Kita?


Mahram adalah semua orang yang dalam syari’at Islam haram untuk dinikahi selamanya karena keturunan, persusuan dan pernikahan. Selain itu mahram merupakan kebijaksanaan Allah dan kesempurnaan agama-Nya yang mengatur segala kehidupan. Seperti ketentuan muslimah dalam safarkhalwat (berduan), pernikahan, perwalian dan lain-lain.

Dalam perihal ini, Allah berfirman dalam QS Annisa ayat 22-24:

وَلَا تَنْكِحُوا مَا نَكَحَ آبَاؤُكُمْ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ ۚ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَمَقْتًا وَسَاءَ سَبِيلًا *حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالَاتُكُمْ وَبَنَاتُ الْأَخِ وَبَنَاتُ الْأُخْتِ وَأُمَّهَاتُكُمُ اللَّاتِي أَرْضَعْنَكُمْ وَأَخَوَاتُكُمْ مِنَ الرَّضَاعَةِ وَأُمَّهَاتُ نِسَائِكُمْ وَرَبَائِبُكُمُ اللَّاتِي فِي حُجُورِكُمْ مِنْ نِسَائِكُمُ اللَّاتِي دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَإِنْ لَمْ تَكُونُوا دَخَلْتُمْ بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ وَحَلَائِلُ أَبْنَائِكُمُ الَّذِينَ مِنْ أَصْلَابِكُمْ وَأَنْ تَجْمَعُوا بَيْنَ الْأُخْتَيْنِ إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا

“Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh). Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. dan Dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina.

Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan Tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Pembagian mahram ada dua, yaitu mahram muabbad dan mahram muaqqatMahram muabbad adalah seseorang yang haram dinikahi sampai kapan pun dan apapun kondisinya. Mahram yang pertama ini berdasarkan nasab, perkawinan, dan persusuan. Mereka yang berdasarkan nasab adalah ibu, anak perempuan, saudara perempuan, bibi dari jalur ayah (‘ammat), bibi jalur ibu (khallat), anak perempuan dari saudara laki-laki, dan anak perempuan dari saudara perempuan.

Ada pun mahram muabbad karena pernikahan adalah istri dari ayah (ibu tiri), ibu dari istri (ibu mertua), dan anak perempuan dari istri (robihah). Dan mahram karena persusuan adalah wanita yang menyusui dan ibunya, anak perempuan dari wanita yang menyusui, saudara perempuan dari wanita yang menyusui (bibi persusuan), anak perempuan dari anak perempuan dari wanita yang menysusui (anak dari saudara persusuan), ibu dari suami dari wanita yang menyusui, saudara perempuan dari suami dari wanita yang menyusui, anak perempuan dari anak laki-laki dari wanita yang menyusui (anak dari saudara persusuan), anak perempuan dari suami dari wanita yang menyusui, dan istri lain dari suami dari wanita yang menyusui.

Sedangkan mahram muaqqat adalah seseorang yang haram dinikahi pada kondisi tertentu, dan menjadi halal jika kondisi tersebut hilang. Mereka adalah saudara perempuan dari istri, bibi (jalur ayah atau ibu) dari istri, istri yang telah bersuami, istri orang kafir yang masuk Islam, wanita yang ditalak tiga, wanita musyrik hingga masuk Islam, dan wanita pezina hingga ia bertaubat.

0 komentar:

Waktu-waktu yang Dilarang untuk Melaksanakan Shalat

Ada lima waktu yang dimakruhkan melakukan shalat pada waktu tersebut kecuali shalat yang memiliki sebab. Misalnya sebab meng-qadha shalat wajib yang ditinggalkan atau sebab yang berbarengan dengan pelaksanaan shalat seperti shalat gerhana dan shalat istisqa’. Pelarangan di sini hukumnya adalah makruh tahrimMakruh tahrim dalam fikih kedudukannya sama dengan haram.

Abu Abdillah Muhammad bin Qasim bin Muhammad Al-Ghazi dalam kitab Fathul Qarib menjelaskan bahwa ada lima waktu di mana seorang muslim diharamkan melaksanakan shalat, yaitu;

Yang pertama adalah shalat yang tidak memiliki sebab ketika dikerjakan setelah shalat subuh. Dan hukum makruh tersebut tetap ada hingga terbitnya matahari.

Yang kedua adalah shalat saat matahari terbit. Melaksanakan shalat ketika terbitnya matahari hingga keluar secara sempurna dan naik kira-kira setinggi satu tombak sesuai dengan pandangan mata. Syaikh Bin Baz mengatakan kira-kira 15 menit dari waktu terbit.

Yang ketiga adalah shalat saat istiwa’ (matahari di tengah langit). Mengerjakan shalat ketika matahari tepat di tengah-tengah langit hingga bergeser dari tengah-tengah langit. Dari semua itu dikecualikan hari Jumat, ketika shalat Jumat yang dilaksanakan tepat pada waktu istiwa’.

Pengecualian juga berlaku di daerah Haram Makkah, baik di masjid atau yang lainnya. Tidak di-makruh-kan melaksanakan shalat di sana pada semua waktu-waktu ini, baik shalat sunah thawaf atau yang lainnya.

Yang keempat adalah waktu setelah melaksanakan shalat ashar hingga terbenamnya matahari.

Yang kelima ketika terbenam matahari, yaitu ketika mendekati terbenam hingga sempurna terbenam.

Abu Syuja’ menyebutkan dalam kitabnya bahwa hikmah pelarangan shalat di waktu-waktu tersebut adalah berdasarkan hadis Imam Abu Dawud yang diriwayatkan dari sahabat ‘Amr bin ‘Abasah beliau berkata:

قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ اللَّيْلِ أَسْمَعُ ؟ قَالَ: «جَوْفُ اللَّيْلِ الْآخِرُ، فَصَلِّ مَا شِئْتَ، فَإِنَّ الصَّلَاةَ مَشْهُودَةٌ مَكْتُوبَةٌ، حَتَّى تُصَلِّيَ الصُّبْحَ، ثُمَّ أَقْصِرْ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، فَتَرْتَفِعَ قِيسَ رُمْحٍ، أَوْ رُمْحَيْنِ، فَإِنَّهَا تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ، وَيُصَلِّي لَهَا الْكُفَّارُ، ثُمَّ صَلِّ مَا شِئْتَ، فَإِنَّ الصَّلَاةَ مَشْهُودَةٌ مَكْتُوبَةٌ، حَتَّى يَعْدِلَ الرُّمْحُ ظِلَّهُ، ثُمَّ أَقْصِرْ، فَإِنَّ جَهَنَّمَ تُسْجَرُ، وَتُفْتَحُ أَبْوَابُهَا، فَإِذَا زَاغَتِ الشَّمْسُ، فَصَلِّ مَا شِئْتَ، فَإِنَّ الصَّلَاةَ مَشْهُودَةٌ، حَتَّى تُصَلِّيَ الْعَصْرَ، ثُمَّ أَقْصِرْ، حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ، فَإِنَّهَا تَغْرُبُ بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ، وَيُصَلِّي لَهَا الْكُفَّارُ»

Saya bertanya, Wahai Rasulullah bagian malam yang manakah yang paling didengar (dikabulkan), beliau menjawab “pada malam pertengahan yang terakhir”, maka shalatlah kamu sebagaimana yang kamu suka, karena shalat itu disaksikan dan dicatat (para malaikat) sampai shalat subuh, kemudian berhentilah sampai matahari terbit dan kemudian sampai meninggi sekadar ujung tombak atau sekitar dua ujung tombak, karena matahari tersebut terbit di antara dua tanduk syaitan, dan pada saat itu orang-orang kafir tengah shalat/beribadah kepadanya, kemudian shalatlah kamu sebagaimana yang kamu suka, karena shalat tersebut disaksikan dan dicatat, sampai bayangan itu pada ujung tombak (tidak ada bayangan) karena berada di puncak tombak tersebut, kemudian berhentilah karena pada saat itu neraka Jahanam dinyalakan dan dibuka pintu-pintunya. Apabila matahari telah tergelincir, maka shalatlah sebagaimana yang kamu suka, karena shalat tersebut disaksikan sampai datang waktu shalat Ashar, kemudian berhentilah sampai matahari tenggelam, karena sesungguhnya matahari tersebut tenggelam di antara dua tanduk syaitan, dan pada saat itu orang-orang kāfir shalat (beribadah) kepada syaitan.”

Imam Nawawi mengatakan maksud dari terbit dan tenggelam di antara dua tanduk syaitan adalah, saat itu syaitan menyambut terbit dan tenggelamnya matahari dengan dua tanduknya. Hal tersebut karena waktu-waktu itu adalah waktunya orang kafir menyembah TuhanTuhan mereka. Karena itulah kita dilarang melaksanakan shalat yang tidak memiliki sebab pada waktu-waktu tersebut.

Wallahu’alam.

Waktu-waktu yang Dilarang untuk Melaksanakan Shalat

Waktu-waktu yang Dilarang untuk Melaksanakan Shalat

Ada lima waktu yang dimakruhkan melakukan shalat pada waktu tersebut kecuali shalat yang memiliki sebab. Misalnya sebab meng-qadha shalat wajib yang ditinggalkan atau sebab yang berbarengan dengan pelaksanaan shalat seperti shalat gerhana dan shalat istisqa’. Pelarangan di sini hukumnya adalah makruh tahrimMakruh tahrim dalam fikih kedudukannya sama dengan haram.

Abu Abdillah Muhammad bin Qasim bin Muhammad Al-Ghazi dalam kitab Fathul Qarib menjelaskan bahwa ada lima waktu di mana seorang muslim diharamkan melaksanakan shalat, yaitu;

Yang pertama adalah shalat yang tidak memiliki sebab ketika dikerjakan setelah shalat subuh. Dan hukum makruh tersebut tetap ada hingga terbitnya matahari.

Yang kedua adalah shalat saat matahari terbit. Melaksanakan shalat ketika terbitnya matahari hingga keluar secara sempurna dan naik kira-kira setinggi satu tombak sesuai dengan pandangan mata. Syaikh Bin Baz mengatakan kira-kira 15 menit dari waktu terbit.

Yang ketiga adalah shalat saat istiwa’ (matahari di tengah langit). Mengerjakan shalat ketika matahari tepat di tengah-tengah langit hingga bergeser dari tengah-tengah langit. Dari semua itu dikecualikan hari Jumat, ketika shalat Jumat yang dilaksanakan tepat pada waktu istiwa’.

Pengecualian juga berlaku di daerah Haram Makkah, baik di masjid atau yang lainnya. Tidak di-makruh-kan melaksanakan shalat di sana pada semua waktu-waktu ini, baik shalat sunah thawaf atau yang lainnya.

Yang keempat adalah waktu setelah melaksanakan shalat ashar hingga terbenamnya matahari.

Yang kelima ketika terbenam matahari, yaitu ketika mendekati terbenam hingga sempurna terbenam.

Abu Syuja’ menyebutkan dalam kitabnya bahwa hikmah pelarangan shalat di waktu-waktu tersebut adalah berdasarkan hadis Imam Abu Dawud yang diriwayatkan dari sahabat ‘Amr bin ‘Abasah beliau berkata:

قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ اللَّيْلِ أَسْمَعُ ؟ قَالَ: «جَوْفُ اللَّيْلِ الْآخِرُ، فَصَلِّ مَا شِئْتَ، فَإِنَّ الصَّلَاةَ مَشْهُودَةٌ مَكْتُوبَةٌ، حَتَّى تُصَلِّيَ الصُّبْحَ، ثُمَّ أَقْصِرْ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، فَتَرْتَفِعَ قِيسَ رُمْحٍ، أَوْ رُمْحَيْنِ، فَإِنَّهَا تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ، وَيُصَلِّي لَهَا الْكُفَّارُ، ثُمَّ صَلِّ مَا شِئْتَ، فَإِنَّ الصَّلَاةَ مَشْهُودَةٌ مَكْتُوبَةٌ، حَتَّى يَعْدِلَ الرُّمْحُ ظِلَّهُ، ثُمَّ أَقْصِرْ، فَإِنَّ جَهَنَّمَ تُسْجَرُ، وَتُفْتَحُ أَبْوَابُهَا، فَإِذَا زَاغَتِ الشَّمْسُ، فَصَلِّ مَا شِئْتَ، فَإِنَّ الصَّلَاةَ مَشْهُودَةٌ، حَتَّى تُصَلِّيَ الْعَصْرَ، ثُمَّ أَقْصِرْ، حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ، فَإِنَّهَا تَغْرُبُ بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ، وَيُصَلِّي لَهَا الْكُفَّارُ»

Saya bertanya, Wahai Rasulullah bagian malam yang manakah yang paling didengar (dikabulkan), beliau menjawab “pada malam pertengahan yang terakhir”, maka shalatlah kamu sebagaimana yang kamu suka, karena shalat itu disaksikan dan dicatat (para malaikat) sampai shalat subuh, kemudian berhentilah sampai matahari terbit dan kemudian sampai meninggi sekadar ujung tombak atau sekitar dua ujung tombak, karena matahari tersebut terbit di antara dua tanduk syaitan, dan pada saat itu orang-orang kafir tengah shalat/beribadah kepadanya, kemudian shalatlah kamu sebagaimana yang kamu suka, karena shalat tersebut disaksikan dan dicatat, sampai bayangan itu pada ujung tombak (tidak ada bayangan) karena berada di puncak tombak tersebut, kemudian berhentilah karena pada saat itu neraka Jahanam dinyalakan dan dibuka pintu-pintunya. Apabila matahari telah tergelincir, maka shalatlah sebagaimana yang kamu suka, karena shalat tersebut disaksikan sampai datang waktu shalat Ashar, kemudian berhentilah sampai matahari tenggelam, karena sesungguhnya matahari tersebut tenggelam di antara dua tanduk syaitan, dan pada saat itu orang-orang kāfir shalat (beribadah) kepada syaitan.”

Imam Nawawi mengatakan maksud dari terbit dan tenggelam di antara dua tanduk syaitan adalah, saat itu syaitan menyambut terbit dan tenggelamnya matahari dengan dua tanduknya. Hal tersebut karena waktu-waktu itu adalah waktunya orang kafir menyembah TuhanTuhan mereka. Karena itulah kita dilarang melaksanakan shalat yang tidak memiliki sebab pada waktu-waktu tersebut.

Wallahu’alam.

0 komentar:

Tiga Keutamaan Wudhu

Wudhu termasuk perintah Allah yang dianjurkan kepada umat Islam untuk dilakukan sebelum melaksanakan ibadah shalat dan ibadah lainnya. Secara bahasa, wudhu mengandung arti al-Hasan wa al-Nadzafah, yaitu kebaikan dan kebersihan.

Sehingga dengan demikian, wudhu mengandung sebuah hikmah yang mengisyaratkan kepada umat Islam bahwa ketika hendak melaksanakan suatu ibadah atau perbuatan yang lain, hendaknya didahului dengan kebaikan, kebersihan dan kesucian, baik lahir maupun batin.

Sejatinya, wudhu dianjurkan bukan hanya ketika hendak beribadah, bahkan juga dianjurkan dalam seluruh kondisi. Oleh karena itu, seorang muslim dianjurkan agar selalu berada dalam kondisi bersuci (wudhu) sebagaimana yang dahulu telah dicontohkan oleh Nabi Saw. dan para sahabatnya.

Mereka senantiasa berwudhubaik dalam kondisi cuaca normal atau sangat dingin. Kebiasaan senantiasa dalam kondisi wudhu ini sedikit yang mampu melakukannya karena beberapa sebab, di antaranya adalah perasaan malas. Perasaan malas ini akan hilang saat seseorang mengetahui keutamaan wudhu.

Ada banyak keutamaan wudhu yang disampaikan oleh Nabi Saw, di antaranya sebagai berikut;

Pertama; Jalan menuju surga. Hal ini sebagaimana yang didapatkan Sayyidina Bilal bin Rabah, suara sandal beliau didengar oleh Nabi Saw di surga sebabnya karena beliau senantiasa wudhu dan disertai dengan shalat dua rakaat.

Kedua; menghilangkan dosa dan mengangkat derajat di surga. Wudhu adalah amalan ringan, tapi pengaruhnya ajaib dan luar biasa. Selain menghapuskan dosa kecil, wudhu’ juga mengangkat derajat dan kedudukan seseorang dalam surga.

Ketiga; Tanda umat Nabi Saw. Nabi Saw telah mengabarkan bahwa beliau akan mengenali ummatnya di Padang Mahsyar dengan adanya cahaya pada anggota tubuh mereka, karena pengaruh wudhu mereka ketika di dunia.

 

Tiga Keutamaan Wudhu

Tiga Keutamaan Wudhu

Wudhu termasuk perintah Allah yang dianjurkan kepada umat Islam untuk dilakukan sebelum melaksanakan ibadah shalat dan ibadah lainnya. Secara bahasa, wudhu mengandung arti al-Hasan wa al-Nadzafah, yaitu kebaikan dan kebersihan.

Sehingga dengan demikian, wudhu mengandung sebuah hikmah yang mengisyaratkan kepada umat Islam bahwa ketika hendak melaksanakan suatu ibadah atau perbuatan yang lain, hendaknya didahului dengan kebaikan, kebersihan dan kesucian, baik lahir maupun batin.

Sejatinya, wudhu dianjurkan bukan hanya ketika hendak beribadah, bahkan juga dianjurkan dalam seluruh kondisi. Oleh karena itu, seorang muslim dianjurkan agar selalu berada dalam kondisi bersuci (wudhu) sebagaimana yang dahulu telah dicontohkan oleh Nabi Saw. dan para sahabatnya.

Mereka senantiasa berwudhubaik dalam kondisi cuaca normal atau sangat dingin. Kebiasaan senantiasa dalam kondisi wudhu ini sedikit yang mampu melakukannya karena beberapa sebab, di antaranya adalah perasaan malas. Perasaan malas ini akan hilang saat seseorang mengetahui keutamaan wudhu.

Ada banyak keutamaan wudhu yang disampaikan oleh Nabi Saw, di antaranya sebagai berikut;

Pertama; Jalan menuju surga. Hal ini sebagaimana yang didapatkan Sayyidina Bilal bin Rabah, suara sandal beliau didengar oleh Nabi Saw di surga sebabnya karena beliau senantiasa wudhu dan disertai dengan shalat dua rakaat.

Kedua; menghilangkan dosa dan mengangkat derajat di surga. Wudhu adalah amalan ringan, tapi pengaruhnya ajaib dan luar biasa. Selain menghapuskan dosa kecil, wudhu’ juga mengangkat derajat dan kedudukan seseorang dalam surga.

Ketiga; Tanda umat Nabi Saw. Nabi Saw telah mengabarkan bahwa beliau akan mengenali ummatnya di Padang Mahsyar dengan adanya cahaya pada anggota tubuh mereka, karena pengaruh wudhu mereka ketika di dunia.

 

0 komentar:

_Kalau rizki itu diukur dari kerja keras..maka kuli bangunan lah yg akan cepat kaya_

_Jika rizki itu ditentukan dr waktu kerja maka warung kopi 24 jam lah yg akan lbh mendapatkanya.._
_bahkan mungkin mampu mengalahkah KFC dan Mc. DONALD_

_Jika rizki itu  milik orang pintar .maka dosen yg bergelar panjang yg akan lbh kaya..._

_Jika rizki itu karena jabatan maka presiden dan rajalah orang yg akan menduduki  100 orang terkaya di dunia.._

_Rizki itu karena kasih sayang Allah._

_" Mengejar rizki..jangan mengejar jumlahnya.... Tetapi berkahnya "_
_( Ali bin Abi Thalib )_

*MESKIPUN LARI, RIZKIMU AKAN TETAP MENGEJARMU*

“Kalaulah anak Adam lari dari rezekinya (untuk menjalankan perintah Allah) sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan mengejarnya.” (HR Ibnu Hibban No. 1084)

Miskin kaya sudah ada yang mengaturnya.

ABDURRAHMAN BIN AUF SELALU GAGAL JADI ORANG MISKIN

Jika tiba-tiba kondisi ekonomi "down", saya selalu terhibur mengingat kisah bisnis Abdurrahman bin Auf, tentang investasinya membeli kurma busuk.

Suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata, Abdurrahman bin Auf r.a akan masuk surga terakhir karena terlalu kaya.
Ini karena orang yang paling kaya akan dihisab paling lama.

Maka mendengar ini, Abdul Rahman bin Auf r.a pun berfikir keras, bagaimana agar bisa kembali menjadi miskin supaya dapat masuk syurga lebih awal.

Setelah Perang Tabuk, kurma di Madinah yang ditinggalkan sahabat menjadi busuk. Lalu harganya jatuh.

Abdurrahman bin Auf r.a pun menjual semua hartanya, kemudian memborong semua kurma busuk milik sahabat tadi  dengan harga kurma bagus.

Semuanya bersyukur..Alhamdulillah..kurma yang dikhawatirkan tidak laku, tiba-tiba laku keras! Diborong semuanya oleh Abdurrahman bin Auf. Sahabat gembira.
Abdurrahman bin Auf r.a pun juga gembira.

Sahabat lain gembira sebab semua dagangannya laku.
Abdurrahman bin Auf r.a gembira juga sebab...berharap
jatuh miskin!

Masya Allah....hebat

_Coba kalau kita? Usaha diuji dikit, udah teriak tak tentu arah._

Abdurrahman bin Auf r.a merasa sangat lega, sebab tahu akan bakal masuk surga dulu, sebab sudah miskin.

Namun.. Masya Allah
Rencana Allah Subhanahu wa ta'ala itu memang terbaik..

Tiba-tiba, datang utusan dari Yaman membawa berita, Raja Yaman mencari kurma busuk.

Rupa-rupanya, di Yaman sedang berjangkit wabah penyakit menular, dan obat yang cocok adalah KURMA BUSUK !

Utusan Raja Yaman berniat memborong semua kurma Abdurrahman bin Auf r.a dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa.

Allahu Akbar....
Orang lain berusaha keras jadi kaya. Sebaliknya, Abdurrahman bin Auf berusaha keras jadi miskin tapi selalu gagal. Benarlah firman Allah:

_"Wahai manusia, di langit ada rezki bagi kalian. Juga semua karunia yang dijanjikan pada kalian " (Qs. Adz Dzariat, 22 )_

Jadi.. yang banyak memberi rezeki itu datangnya dari kurma yang bagus atau kurma yang busuk?

Allah Subhanahu wa ta'ala lah yang Memberi rezki

Semoga kisah ini dapat *menyuntik kembali semangat* dalam diri kita semua,  yang sedang diuji dalam pekerjaan dan usaha kita, UNTUK LEBIH MENGUTAMAKAN URUSAN Kepada Allah dibanding urusan dunia yang sementara ini, aamiin.

REZEKY

_Kalau rizki itu diukur dari kerja keras..maka kuli bangunan lah yg akan cepat kaya_

_Jika rizki itu ditentukan dr waktu kerja maka warung kopi 24 jam lah yg akan lbh mendapatkanya.._
_bahkan mungkin mampu mengalahkah KFC dan Mc. DONALD_

_Jika rizki itu  milik orang pintar .maka dosen yg bergelar panjang yg akan lbh kaya..._

_Jika rizki itu karena jabatan maka presiden dan rajalah orang yg akan menduduki  100 orang terkaya di dunia.._

_Rizki itu karena kasih sayang Allah._

_" Mengejar rizki..jangan mengejar jumlahnya.... Tetapi berkahnya "_
_( Ali bin Abi Thalib )_

*MESKIPUN LARI, RIZKIMU AKAN TETAP MENGEJARMU*

“Kalaulah anak Adam lari dari rezekinya (untuk menjalankan perintah Allah) sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan mengejarnya.” (HR Ibnu Hibban No. 1084)

Miskin kaya sudah ada yang mengaturnya.

ABDURRAHMAN BIN AUF SELALU GAGAL JADI ORANG MISKIN

Jika tiba-tiba kondisi ekonomi "down", saya selalu terhibur mengingat kisah bisnis Abdurrahman bin Auf, tentang investasinya membeli kurma busuk.

Suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata, Abdurrahman bin Auf r.a akan masuk surga terakhir karena terlalu kaya.
Ini karena orang yang paling kaya akan dihisab paling lama.

Maka mendengar ini, Abdul Rahman bin Auf r.a pun berfikir keras, bagaimana agar bisa kembali menjadi miskin supaya dapat masuk syurga lebih awal.

Setelah Perang Tabuk, kurma di Madinah yang ditinggalkan sahabat menjadi busuk. Lalu harganya jatuh.

Abdurrahman bin Auf r.a pun menjual semua hartanya, kemudian memborong semua kurma busuk milik sahabat tadi  dengan harga kurma bagus.

Semuanya bersyukur..Alhamdulillah..kurma yang dikhawatirkan tidak laku, tiba-tiba laku keras! Diborong semuanya oleh Abdurrahman bin Auf. Sahabat gembira.
Abdurrahman bin Auf r.a pun juga gembira.

Sahabat lain gembira sebab semua dagangannya laku.
Abdurrahman bin Auf r.a gembira juga sebab...berharap
jatuh miskin!

Masya Allah....hebat

_Coba kalau kita? Usaha diuji dikit, udah teriak tak tentu arah._

Abdurrahman bin Auf r.a merasa sangat lega, sebab tahu akan bakal masuk surga dulu, sebab sudah miskin.

Namun.. Masya Allah
Rencana Allah Subhanahu wa ta'ala itu memang terbaik..

Tiba-tiba, datang utusan dari Yaman membawa berita, Raja Yaman mencari kurma busuk.

Rupa-rupanya, di Yaman sedang berjangkit wabah penyakit menular, dan obat yang cocok adalah KURMA BUSUK !

Utusan Raja Yaman berniat memborong semua kurma Abdurrahman bin Auf r.a dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa.

Allahu Akbar....
Orang lain berusaha keras jadi kaya. Sebaliknya, Abdurrahman bin Auf berusaha keras jadi miskin tapi selalu gagal. Benarlah firman Allah:

_"Wahai manusia, di langit ada rezki bagi kalian. Juga semua karunia yang dijanjikan pada kalian " (Qs. Adz Dzariat, 22 )_

Jadi.. yang banyak memberi rezeki itu datangnya dari kurma yang bagus atau kurma yang busuk?

Allah Subhanahu wa ta'ala lah yang Memberi rezki

Semoga kisah ini dapat *menyuntik kembali semangat* dalam diri kita semua,  yang sedang diuji dalam pekerjaan dan usaha kita, UNTUK LEBIH MENGUTAMAKAN URUSAN Kepada Allah dibanding urusan dunia yang sementara ini, aamiin.

0 komentar:

INILAH AKIBAT SHALAT DHUHA

Banyak Orang Yang belum tahu apa akibat yang akan mereka rasakan bila rajin shalat dhuha.

Beruntung sekali anda punya kesempatan membaca tulisan dibawah ini, semoga memjadi pelajaran berharga untuk kita semua.

Seperti diungkap oleh Sayid Muhammad bin Alwi al-Maliki dalam bukunya Khasais al-Ummah al-Muhamadiyah tentang keutamaannya, penulis membeberkan keutamaan-keutamaan yang disediakan oleh Allah bagi hamba yang menunaikannya lengkap dengan sumber haditsnya.

Pertama
orang yang shalat Dhuha akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah. “Barangsiapa yang selalu mengerjakan shalat Dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Turmudzi)

Kedua
Barangsiapa yang menunaikan shalat Dhuha ia tergolong sebagai orang yang bertaubat kepada Alah. “Tidaklah seseorang selalu mengerjakan shalat Dhuha kecuali ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat.” (HR. Hakim).

Ketiga
Orang yang menunaikan shalat Dhuha akan dicatat sebagai ahli ibadah dan taat kepada Allah. “Barangsiapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya.” (HR. At-Thabrani).

Keempat
Orang yang istiqamah melaksanakan shalat Dhuha kelak ia akan masuk surga lewat pintu khusus, pintu Dhuha yang disediakan oleh Allah. “Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu bernama pintu Dhuha. Apabila Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru, ‘Di manakah orang-orang yang semasa hidup di dunia selalu mengerjakan shalat Dhuha? Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala.” (HR. At-Thabrani).

Kelima
Allah menyukupkan rezekinya. “Wahai anak Adam, janganlah engkau merasa lemah dari empat rakaat dalam mengawali harimu, niscaya Aku (Allah) akan menyukupimu di akhir harimu.” (HR. Abu Darda`).

Keenam
Orang yang mengerjakan shalat Dhuha ia telah mengeluarkan sedekah. “Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat Dhuha.” (HR Muslim).

Setelah Baca Tulisan Diatas Masih Punya Alasan Untuk Meninggalkan Shalat Dhuha ?

Shalat Dhuha mempunyai kedudukan mulia. Disunnahkan untuk kita kerjakan sejak terbitnya matahari sampai menjelang datangnya shalat dzuhur.
Syukron ...siapapun yg menulis Pertama tulisan ini semoga kita bisa mengambil pelajaran dan kita amalkan dikeseharian kita.

SEMANGAT SHALAT DHUHA

INILAH AKIBAT SHALAT DHUHA

INILAH AKIBAT SHALAT DHUHA

Banyak Orang Yang belum tahu apa akibat yang akan mereka rasakan bila rajin shalat dhuha.

Beruntung sekali anda punya kesempatan membaca tulisan dibawah ini, semoga memjadi pelajaran berharga untuk kita semua.

Seperti diungkap oleh Sayid Muhammad bin Alwi al-Maliki dalam bukunya Khasais al-Ummah al-Muhamadiyah tentang keutamaannya, penulis membeberkan keutamaan-keutamaan yang disediakan oleh Allah bagi hamba yang menunaikannya lengkap dengan sumber haditsnya.

Pertama
orang yang shalat Dhuha akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah. “Barangsiapa yang selalu mengerjakan shalat Dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Turmudzi)

Kedua
Barangsiapa yang menunaikan shalat Dhuha ia tergolong sebagai orang yang bertaubat kepada Alah. “Tidaklah seseorang selalu mengerjakan shalat Dhuha kecuali ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat.” (HR. Hakim).

Ketiga
Orang yang menunaikan shalat Dhuha akan dicatat sebagai ahli ibadah dan taat kepada Allah. “Barangsiapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya.” (HR. At-Thabrani).

Keempat
Orang yang istiqamah melaksanakan shalat Dhuha kelak ia akan masuk surga lewat pintu khusus, pintu Dhuha yang disediakan oleh Allah. “Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu bernama pintu Dhuha. Apabila Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru, ‘Di manakah orang-orang yang semasa hidup di dunia selalu mengerjakan shalat Dhuha? Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala.” (HR. At-Thabrani).

Kelima
Allah menyukupkan rezekinya. “Wahai anak Adam, janganlah engkau merasa lemah dari empat rakaat dalam mengawali harimu, niscaya Aku (Allah) akan menyukupimu di akhir harimu.” (HR. Abu Darda`).

Keenam
Orang yang mengerjakan shalat Dhuha ia telah mengeluarkan sedekah. “Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat Dhuha.” (HR Muslim).

Setelah Baca Tulisan Diatas Masih Punya Alasan Untuk Meninggalkan Shalat Dhuha ?

Shalat Dhuha mempunyai kedudukan mulia. Disunnahkan untuk kita kerjakan sejak terbitnya matahari sampai menjelang datangnya shalat dzuhur.
Syukron ...siapapun yg menulis Pertama tulisan ini semoga kita bisa mengambil pelajaran dan kita amalkan dikeseharian kita.

SEMANGAT SHALAT DHUHA

0 komentar:

Peristiwa dan Amalan-Amalan di Bulan Sya’ban

Peristiwa dan Amalan-Amalan di Bulan Sya’ban


Bulan Sya’ban termasuk salah satu bulan yang diagungkan dalam Islam. Banyak  riwayat menggambarkan kemuliaan-kemuliaan Bulan Sya’ban.
  1. Perubahan Arah Kiblat
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa peristiwa perubahan arah kiblat terjadi pada Bulan Sya`ban tepatnya pada tanggal ketiga belasnya. Abu Hatim Al-Bustiy berkata, kaum muslimin melaksanakan salat menghadap ke arah Baitul Maqdis selama 17 bulan lebih tiga hari, kemudian Allah Subhanahu Wata’alamemerintahkan Nabi untuk salat menghadap ke Ka`bah pada hari ketiga belas pertengahan Bulan Sya`ban
  1. Bulan Diangkatnya Amal Perbuatan Seorang Hamba
Imam Nasa`i meriwayatkan bahwa Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam, “Wahai Rasulullah, mengapa aku melihat engkau berpuasa pada bulan Sya`ban tidak seperti yang engkau lakukan ketika berpuasa pada bulan-bulan yang lain?’ kemudian Rasul menjawab, “Pada bulan inilah, orang-orang banyak tidak menyadarinya yaitu bulan yang terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan, pada bulan itulah amal-amal dihaturkan dan dilaporkan kepada Tuhan alam semesta. Oleh karenanya, aku ingin agar ketika amalku dipersembahkan kepada-Nya aku sedang berpuasa.”
Dari riwayat tersebut, terdapat kandungan hikmah dan petunjuk kepada kita bahwa bulan Sya`ban adalah saatnya amal kita dilaporkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Secara psikologis ketika amal itu dilaporkan sementara kita dalam keadaan berpuasa, akan member pengaruh positif terhadap hasil laporan tersebut, atau bisa jadi semua amal kita akan dihitung sebagai amal baik. Karenanya, puasa di bulan ini sebagaimana anjuran pada riwayat di atas memiliki nilai psikologis yang tinggi, selain tentunya kita mengamalkan salah satu sunnah Nabi Muhamad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam.
Adapun riwayat lain yang menerangkan bahwa amal seseorang dilaporkan pada setiap hari Senin dan Kamis, ulama mengatakan bahwa yang dimaksud setoran setiap Senin dan Kamis adalah setoran khusus untuk menguji kualitas amal serta kelengkapan syarat dan rukunnya.
Sedangkan maksud sabda Nabi, “Pada bulan inilah, orang-orang banyak tidak menyadarinya,” adalah secara umum banyak umat yang memberikan perhatian lebih kepada bulan Rajab dengan segala kemuliaannya. Ketika bulan itu telah berlalu dan memasuki bulan Sya`ban, mereka menganggap tidak mendapatkan lagi kesempatan yang istimewa sehingga melalaikan ibadahnya karena bosan atau putus asa. Inilah yang diingatkan oleh Rasul Shalallahu ‘Alaihi Wassallam agar kita tidak terlena dan kendor semangat dalam menyambut dan mengisi bulan Sya`ban, karena bulan ini tidak kalah istimewanya dengan bulan sebelumnya.
Sedangkan riwayat tentang setoran amal pada setiap hari adalah amal-amal kita disetorkan tanpa dipilih dan diukur kualitasnya, dan Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu.
  1. Melaksanakan Puasa Sunnah Bulan Sya`ban
Sayidah Aisyah ra. berkata, “Tidak pernah Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam berpuasa pada suatu bulan lebih banyak dari bulan Sya`ban, karena pada bulan tersebut beliau berpuasa sebulan penuh. Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda, “Lakukanlah kebajikan sekuat yang kausanggupi, karena Allah tidak akan bosan sehingga kalian bosan sendiri.” (HR. Bukhari-Muslim).
Maksud sabda Nabi, “Sekuat yang kausanggupi,” adalah dalam melakukan ibadah hendaknya dilakukan dengan penuh semangat, motivasi tinggi, dan harapan kepada Allah, karena yang demikian akan menghilangkan kebosanan, kejemuan, dan keputusasaan. Semua sifat-sifat negatif itu jika menyertai ibadah seseorang akan menjadi benalu yang merusak pahalanya.
Berikutnya, maksud sabda Nabi, “karena Allah tidak akan bosan sehingga kalian bosan sendiri,” adalah bahwa Allah Subhanahu Wata’ala tidak akan lelah atau menghentikan dalam memberi pahala bagi hamba-Nya yang beribadah. Allah juga akan selalu melipatgandakan pahala, selama hamba-Nya tekun dan semangat beribadah. Sebaliknya, ketika kita dihinggapi rasa bosan, malas, dan putus asa dalam beribadah, maka Allah pun akan mengurangi atau bahkan menghentikan pahala-Nya. Karena, mereka telah menghilangkan kesinambungan dalam beribadah.
  1. Bulan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad
Disebut demikian karena menurut sebagaian ulama, salah satunya, Imam Al-Qusthulani dalam kitab Al-Mawaahib Al-Ladunniyyah bahwa ayat yang berisi perintah kepada kaum beriman untuk membaca salawat, turun di Bulan Sya`ban. Karenanya, bulan Sya`ban dinamai pula dengan Syahrus Sholawaat (bulan bersholawat kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam)
  1. Bulannya Al-Qur`an
Imam Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathoif Al-Ma`aarif menyebut sebuah riwayat tentang apa yang dilakukan para salaf di bulan Sya`ban yang diantaranya adalah menekuni Al-Quran. Dia mengatakan, “Jika bulan Sya`ban telah tiba, umat Islam menekuni lembaran-lembaran Al-Qura`an, mereka membaca Al-Qur`an, dan sekaligus mengeluarkan zakat hartanya untuk memberi kekuatan kepada orang yang lemah dan miskin dalam menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan.”
Salamah bin Kuhail dan Hubaib bin Tsabit mengatakan dengan ungkapan yang senada bahwa, “Bulan Sya`ban adalah bulan orang-orang membaca Al-Qur`an. Adapun `Amr bin Qais jika ia memasuki Bulan Sya`ban, menutup tokonya dan fokus untuk membaca Al-Qur`an
  1. Memperbanyak Membaca Kalimat Tauhid dan Istighfar
Bulan Sya`ban merupakan waktu yang mulia dan dimuliakan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam. Sudah sepatutnya jika kita melakukan kegiatan-kegiatan yang senafas dengan kemulian bulan tersebut. Beberapa amalan berupa bacaan selain membaca salawat adalah memperbanyak membaca kalimat tauhid “Laa ilaaha Illallaah” dan membaca istighfar.
Disebutkan dalam sebuah riwayat dari Abu Bakar ra dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallamyang berkata, “Hendaklah kalian membaca ‘Laa ilaaha Illallaah’ dan beristighfar (memohon ampun), sebab Iblis telah berkata, ‘Aku binasakan manusia dengan dosa-dosa namun mereka membinasakanku dengan Laa ilaaha Illallaah dan istighfar. Maka ketika aku melihat hal tersebut, aku binasakan mereka dengan bujukan dan godaan dan mereka mengira bahwa mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” (HR. Abu Ya`la)
  1. Menghidupkan Malam Pertengahan Bulan Sya`Ban dengan Kebaikan
Imam Baihaqi meriwayatkan dari Aisyah ra bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallambersabda, “Jibril datang kepadaku dan berkata, ‘Ini adalah malam Nishfu Sya`ban, dimana Allah memerdekakan hamba-hambaNya dari neraka pada malam ini sebanyak bulu domba Bani Kilab, kecuali bagi orang musyrik, bercekcok, pemutus silaturrahim, anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dan peminum minuman keras.”
Riwayat di atas memberi gambaran kemuliaan malam Nishfu Sya`ban yaitu malam pertengahan Bulan Sya`ban. Pada malam itu, rahmat Allah Subhanahu Wata’ala ditebarkan di atas bumi bagi manusia yang saat itu beribadah, bermunajat, dan bertafakkur kepada Sang Pencipta. Bagi hamba yang memohon ampun dari dosa-dosanya sekalipun dosanya sebanyak buih di lautan, tak terhingga, maka ia akan diampuni semuanya, kecuali dosa-dosa yang disebutkan dalam riwayat tersebut. Wallahu A’lam bis Showaab.*/ Ali Akbar bin Aqil. Diambil dari Maadzaa fi Sya`baan karya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki
SUMBER:https://www.hidayatullah.com

Peristiwa dan Amalan-Amalan di Bulan Sya’ban

Peristiwa dan Amalan-Amalan di Bulan Sya’ban

Peristiwa dan Amalan-Amalan di Bulan Sya’ban


Bulan Sya’ban termasuk salah satu bulan yang diagungkan dalam Islam. Banyak  riwayat menggambarkan kemuliaan-kemuliaan Bulan Sya’ban.
  1. Perubahan Arah Kiblat
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa peristiwa perubahan arah kiblat terjadi pada Bulan Sya`ban tepatnya pada tanggal ketiga belasnya. Abu Hatim Al-Bustiy berkata, kaum muslimin melaksanakan salat menghadap ke arah Baitul Maqdis selama 17 bulan lebih tiga hari, kemudian Allah Subhanahu Wata’alamemerintahkan Nabi untuk salat menghadap ke Ka`bah pada hari ketiga belas pertengahan Bulan Sya`ban
  1. Bulan Diangkatnya Amal Perbuatan Seorang Hamba
Imam Nasa`i meriwayatkan bahwa Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam, “Wahai Rasulullah, mengapa aku melihat engkau berpuasa pada bulan Sya`ban tidak seperti yang engkau lakukan ketika berpuasa pada bulan-bulan yang lain?’ kemudian Rasul menjawab, “Pada bulan inilah, orang-orang banyak tidak menyadarinya yaitu bulan yang terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan, pada bulan itulah amal-amal dihaturkan dan dilaporkan kepada Tuhan alam semesta. Oleh karenanya, aku ingin agar ketika amalku dipersembahkan kepada-Nya aku sedang berpuasa.”
Dari riwayat tersebut, terdapat kandungan hikmah dan petunjuk kepada kita bahwa bulan Sya`ban adalah saatnya amal kita dilaporkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Secara psikologis ketika amal itu dilaporkan sementara kita dalam keadaan berpuasa, akan member pengaruh positif terhadap hasil laporan tersebut, atau bisa jadi semua amal kita akan dihitung sebagai amal baik. Karenanya, puasa di bulan ini sebagaimana anjuran pada riwayat di atas memiliki nilai psikologis yang tinggi, selain tentunya kita mengamalkan salah satu sunnah Nabi Muhamad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam.
Adapun riwayat lain yang menerangkan bahwa amal seseorang dilaporkan pada setiap hari Senin dan Kamis, ulama mengatakan bahwa yang dimaksud setoran setiap Senin dan Kamis adalah setoran khusus untuk menguji kualitas amal serta kelengkapan syarat dan rukunnya.
Sedangkan maksud sabda Nabi, “Pada bulan inilah, orang-orang banyak tidak menyadarinya,” adalah secara umum banyak umat yang memberikan perhatian lebih kepada bulan Rajab dengan segala kemuliaannya. Ketika bulan itu telah berlalu dan memasuki bulan Sya`ban, mereka menganggap tidak mendapatkan lagi kesempatan yang istimewa sehingga melalaikan ibadahnya karena bosan atau putus asa. Inilah yang diingatkan oleh Rasul Shalallahu ‘Alaihi Wassallam agar kita tidak terlena dan kendor semangat dalam menyambut dan mengisi bulan Sya`ban, karena bulan ini tidak kalah istimewanya dengan bulan sebelumnya.
Sedangkan riwayat tentang setoran amal pada setiap hari adalah amal-amal kita disetorkan tanpa dipilih dan diukur kualitasnya, dan Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu.
  1. Melaksanakan Puasa Sunnah Bulan Sya`ban
Sayidah Aisyah ra. berkata, “Tidak pernah Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam berpuasa pada suatu bulan lebih banyak dari bulan Sya`ban, karena pada bulan tersebut beliau berpuasa sebulan penuh. Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda, “Lakukanlah kebajikan sekuat yang kausanggupi, karena Allah tidak akan bosan sehingga kalian bosan sendiri.” (HR. Bukhari-Muslim).
Maksud sabda Nabi, “Sekuat yang kausanggupi,” adalah dalam melakukan ibadah hendaknya dilakukan dengan penuh semangat, motivasi tinggi, dan harapan kepada Allah, karena yang demikian akan menghilangkan kebosanan, kejemuan, dan keputusasaan. Semua sifat-sifat negatif itu jika menyertai ibadah seseorang akan menjadi benalu yang merusak pahalanya.
Berikutnya, maksud sabda Nabi, “karena Allah tidak akan bosan sehingga kalian bosan sendiri,” adalah bahwa Allah Subhanahu Wata’ala tidak akan lelah atau menghentikan dalam memberi pahala bagi hamba-Nya yang beribadah. Allah juga akan selalu melipatgandakan pahala, selama hamba-Nya tekun dan semangat beribadah. Sebaliknya, ketika kita dihinggapi rasa bosan, malas, dan putus asa dalam beribadah, maka Allah pun akan mengurangi atau bahkan menghentikan pahala-Nya. Karena, mereka telah menghilangkan kesinambungan dalam beribadah.
  1. Bulan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad
Disebut demikian karena menurut sebagaian ulama, salah satunya, Imam Al-Qusthulani dalam kitab Al-Mawaahib Al-Ladunniyyah bahwa ayat yang berisi perintah kepada kaum beriman untuk membaca salawat, turun di Bulan Sya`ban. Karenanya, bulan Sya`ban dinamai pula dengan Syahrus Sholawaat (bulan bersholawat kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam)
  1. Bulannya Al-Qur`an
Imam Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathoif Al-Ma`aarif menyebut sebuah riwayat tentang apa yang dilakukan para salaf di bulan Sya`ban yang diantaranya adalah menekuni Al-Quran. Dia mengatakan, “Jika bulan Sya`ban telah tiba, umat Islam menekuni lembaran-lembaran Al-Qura`an, mereka membaca Al-Qur`an, dan sekaligus mengeluarkan zakat hartanya untuk memberi kekuatan kepada orang yang lemah dan miskin dalam menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan.”
Salamah bin Kuhail dan Hubaib bin Tsabit mengatakan dengan ungkapan yang senada bahwa, “Bulan Sya`ban adalah bulan orang-orang membaca Al-Qur`an. Adapun `Amr bin Qais jika ia memasuki Bulan Sya`ban, menutup tokonya dan fokus untuk membaca Al-Qur`an
  1. Memperbanyak Membaca Kalimat Tauhid dan Istighfar
Bulan Sya`ban merupakan waktu yang mulia dan dimuliakan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam. Sudah sepatutnya jika kita melakukan kegiatan-kegiatan yang senafas dengan kemulian bulan tersebut. Beberapa amalan berupa bacaan selain membaca salawat adalah memperbanyak membaca kalimat tauhid “Laa ilaaha Illallaah” dan membaca istighfar.
Disebutkan dalam sebuah riwayat dari Abu Bakar ra dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallamyang berkata, “Hendaklah kalian membaca ‘Laa ilaaha Illallaah’ dan beristighfar (memohon ampun), sebab Iblis telah berkata, ‘Aku binasakan manusia dengan dosa-dosa namun mereka membinasakanku dengan Laa ilaaha Illallaah dan istighfar. Maka ketika aku melihat hal tersebut, aku binasakan mereka dengan bujukan dan godaan dan mereka mengira bahwa mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” (HR. Abu Ya`la)
  1. Menghidupkan Malam Pertengahan Bulan Sya`Ban dengan Kebaikan
Imam Baihaqi meriwayatkan dari Aisyah ra bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallambersabda, “Jibril datang kepadaku dan berkata, ‘Ini adalah malam Nishfu Sya`ban, dimana Allah memerdekakan hamba-hambaNya dari neraka pada malam ini sebanyak bulu domba Bani Kilab, kecuali bagi orang musyrik, bercekcok, pemutus silaturrahim, anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dan peminum minuman keras.”
Riwayat di atas memberi gambaran kemuliaan malam Nishfu Sya`ban yaitu malam pertengahan Bulan Sya`ban. Pada malam itu, rahmat Allah Subhanahu Wata’ala ditebarkan di atas bumi bagi manusia yang saat itu beribadah, bermunajat, dan bertafakkur kepada Sang Pencipta. Bagi hamba yang memohon ampun dari dosa-dosanya sekalipun dosanya sebanyak buih di lautan, tak terhingga, maka ia akan diampuni semuanya, kecuali dosa-dosa yang disebutkan dalam riwayat tersebut. Wallahu A’lam bis Showaab.*/ Ali Akbar bin Aqil. Diambil dari Maadzaa fi Sya`baan karya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki
SUMBER:https://www.hidayatullah.com

0 komentar:

KISAH IBU BERMATA SATU

Wajar jika posisi ibu begitu tinggi dan mulia. Hingga taat padanya berada pada urutan ketiga setelah Allah dan Rasul-Nya. Itu lantaran kasih sayang dan pengorbanan sang ibu kadang jauh di luar nalar manusia. Walau harus dibayar dengan selembar nyawanya. Yah, kasih sayang itulah yang kemudian mengubah kita menjadi seorang manusia berguna. Olehnya, tidak heran jika Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam memberi kemuliaan bagi ibu itu tiga kali lipat ketimbang bapak. Seorang bertanya kepada Nabi, kepada siapa aku harus berbakti?, beliau menjawab, “ibumu, ibumu, ibumu, kemudian bapakmu… “.
Kisah-kisah heroik tentang kasih sayang seorang ibu begitu banyak berserakan dalam lipatan sejarah. Keluh lisan para pujangga mendendangkan syair-syair kasih ibu. Pernah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam didatangi seorang ibu miskin beserta dua orang putrinya. Masing-masing oleh Nabi diberi sebiji kurma. Layaknya anak-anak lainnya, kurma itu langsung dilahap oleh keduanya. Setelah itu, tatapan mereka tertuju pada satu arah. Kurma yang berada di tangan sang ibu. Menyaksikan tatapan kedua putrinya itu, ia tersenyum. Membelahnya menjadi dua bagian, lalu memberikan pada kedua putrinya. Padahal ia sangat lapar dan butuh. Sampai-sampai Rasulullah terharu. Lalu menyuruh memberikan kurma yang lain padanya…Masih banyak lagi. Termasuk kisah nyata ini. Kisah seorang ibu bermata satu. Semoga menjadi inspirasi bagi kita. Agar terus bersyukur atas nikmat keberadaan orang tua di sisi kita. Sebab ia akan disadari tatkala keduanya telah tiada..
***
Ibuku seorang wanita bermata satu. Entahlah, kadang dalam hati aku berontak dan protes. Mengapa Tuhan memberiku seorang ibu bermata satu. Tidak seperti teman-temanku. Ibu mereka begitu anggun dengan mata jelita. Lama kelamaan, aku begitu benci padanya. Karenanya hidupku dihimpit rasa malu dan cibiran teman-teman. Apalagi, ibuku hanya seorang tukang masak di sekolah tempat aku belajar. Memang sejak dulu aku tidak mengenal ayahku. Aku pun tidak tahu sebab musababnya. Ia dipanggil Sang Khalik saat aku masih kecil sekali. Jadi untuk menghidupiku, ibu harus bekerja sebagai tukang masak. Hmm, tukang masak yang sangat membuatku minder dan malu terhadap teman-teman. Ada satu peristiwa yang tidak dapat aku lupakan. Dan itu pula yang menyulut api kebencianku padanya. Suatu hari, saat aku masih duduk di madradah ibtidaiyyah, teman-teman sekelas mengejek diriku, hingga aku menangis. Tak kuasa menyaksikan anaknya menjadi bulan-bulanan ejekan, ibuku bergegas datang menghampiriku. Memelukku dan mengusir anak-anak yang mengerubutiku. Perbuatan ibuku itu justru membuatku semakin malu. Mengapa ia melakukan hal itu di hadapan teman-temanku? Mengapa ia harus muncul dan menjadikanku bahan tertawaan mereka?
Akan tetapi, aku berpura-pura tidak mengenalnya. Lalu menatap tajam ke arahnya dengan penuh kebencian! Namun ibuku hanya diam dan tidak menjawab. Yang aku khawatirkan pun terjadi. Keesokkan harinya salah seorang murid berseru lantang, “Ooh, itukah ibumu yang hanya memiliki satu mata!??”. Seruan itu pun disambut gelak tawa dan ejekan teman-temanku. Sungguh memalukan. Dendam kesumat terhadap ibu yang menjadi sebab aku diolok-olok semakin membara.Mulai saat itu aku sangat ingin mengubur ibuku hidup-hidup. Atau mengusirnya jauh dari kehidupanku.
Pernah suatu hari aku datang menghadapnya. Menatap tajam seraya membentak: “Engkau telah menjadikan aku bahan tertawaan. Mengapa engkau tidak segera mati saja??!! Akan tetapi, sekali lagi ia hanya diam dan tidak menjawab. Nampak pancaran kasih sayang dari keteduhan pandangannya. Saat itu aku tidak lagi berpikir sehat tentang apa yang aku katakan padanya. Aku tidak ragu akan keberanianku itu. Dan aku pun tidak mau tahu bagaimana perasaannya saat itu. Bahkan, ingin sekali aku pergi sejauh-jauhnya agar tidak melihat wajah ibuku.Tahun bergulir bersama kebencian hatiku terhadap ibu. Tak terasa aku telah menyelesaikan tingkat aliyah, dan mendapat beasiswa kuliah di Singapura. Begitu girang hatiku menyambut hal itu. Aku bisa menjauh dari ibu yang membuatku selalu merasa malu dan minder. Karena ibuku hanya seorang wanita miskin bermata satu. Tidak ada yang dapat dibanggakan darinya. Segera aku pun bertolak menuju Singapura dibawah tatapan berat ibuku. Memulai hari-hari kuliah di sana. Tak ada lagi ejekan dan hinaan orang-orang terhadapku…
Setelah tamat kuliah dan bekerja, aku menikah dengan seorang wanita Singapura dan membeli rumah di sana. Dari hasil perkawinan kami, lahirlah anak-anak yang lucu. Sungguh kehidupanku kini begitu tenang dan bahagia. Suatu hari, tiba-tiba wanita bermata satu itu datang ke rumahku. Alasannya, ia begitu rindu terhadapku dan juga kepada cucu-cucunya. Sebab, jujur, sejak menginjak Singapura aku tidak pernah lagi pulang menjenguknya. Komunikasi kami hanya sebatas surat menyurat. Itu saja. Aku sengaja berdiri di depan pintu. Anak-anakku mulai tertawa dan mengejek wanita itu. “Mengapa engkau begitu berani datang dan membuat anak-anakku ketakutan??! Keluar dan pergi saat ini juga… “. Bentakku. Tenang ia menjawab: “Maaf, kayaknya saya salah alamat”. Lalu ia berpaling setelah sempat tersenyum padaku dan anak-anakku.
Beberapa hari berselang, datang undangan dari sekolah, untuk acara temu alumni madarsah aliyah tempatku belajar dahulu. Itu artinya, aku akan bertemu ibu juga. Aku pun harus berbohong pada istriku. Bahwa kepergianku ini untuk urusan pekerjaan. Bukan untuk menghadiri temu alumni tersebut. Setelah acara pertemuan selesai, aku bergegas menuju rumah ibuku, sekedar melihat dan mengetahui keadaannya. Rumah itu masih seperti dulu. Tidak ada perubahan. Cuma di sana sini nampak kayu-kayu usang dimakan rayap. Aku mendorong pintu dan masuk. Namun rumah tua itu kosong. Senyap. Tak ada siapa pun di dalamnya. Seluruh barang-barang milikku waktu kecil masih tertata rapi. Bahkan mainan hasil rautan tangan ibuku pun masih ada dipojok sana. Tapi aneh. Mengapa rumah ini sunyi? Dimanakah ibu? Setelah berkeliling sejenak, tiba-tiba seorang masuk. Ia adalah tetangga sebelah rumah. Lama ia menatapku. Setelah yakin apa yang dilihat, ia pun berujar, “Ibumu telah meninggal kemarin sore…”. Anehnya, tak ada setetes air mata pun yang menitik..!!
***
Tanah kuburan itu masih merah. Angin bertiup lembut mengelus lembut wajahku. Aku berdiri sejenak, hanya untuk “berpamitan” pulang. Walau sebenarnya ada secuil sedih kehilangan wanita itu. Sebuah tangan menyentuh pundakku dari belakang. Ternyata ia adalah tetangga sebelah rumah yang tadi mengabarkan kepergiaan ibuku. “Ibumu tidak meninggalkan apa-apa nak. Ia hanya berpesan, jika engkau datang agar diberikan surat ini padamu”. Ujar laki-laki paruh baya itu seraya menyodorkan sebuah surat lusuh.
Aku membuka dan membaca isinya: “Anakku tercinta, sungguh hati ini begitu berat menanggung rindu padamu. Pikiranku begitu kacau memikirkan keadaanmu. Ibu minta maaf atas kunjungan ibu dahulu ke Singapura yang membuat anak-anakmu takut. Yang ibu lakukan itu hanya lantaran begitu rindu padamu. Sungguh, ibu begitu bahagia mendengar bahwa engkau akan datang menghadiri reuni sekolah itu. Akan tetapi ibu minta maaf, ibu tidak bisa lagi bangkit dari tempat tidur untuk melihatmu wahai anakku. Oh ya, ibu juga ingin minta maaf sedalam-dalamnya jika selama ini ibu membuatmu malu dan minder. Sungguh, berjuta-juta maaf ibu haturkan padamu. Tahukah engkau wahai anakku… waktu engkau masih kecil dulu, terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa ayahmu dan merampas salah satu matamu?? Sebagai seorang ibu, aku tidak tega melihatmu besar hanya dengan satu mata. Karenanya, … ibu berikan engkau salah satu mata ibu. Sungguh ibu sangat bahagia dan bangga, sebab engkau tumbuh dewasa dengan mata normal dan dapat menyaksikan dunia ini dengan kedua matamu… Cintaku selalu untukmu…ibumu..!.
Secarik kertas yang telah basah dengan air mataku itu terasa berat. Berat sekali. Lututku goyah dan lemas. Aku jatuh berlutut di hadapan pusara yang masih merah itu. Seumur hidupku, baru kali ini aku menangis dan merasa kehilangan ibu. Dadaku sesak menanggung beban penyesalan yang sangat. Namun semua sudah terlambat. Penyesalanku ibarat buih yang hancur berkeping terbentur karang yang kokoh…
Kisah nyata ini diterjemahkan dari slide berbahasa Arab yang kami pungut dari dunia maya.
Makassar, 26 Mei 2010
Sumber: http://www.facebook.com/note.php?note_id=404187628500

CERITA ISLAMI

KISAH IBU BERMATA SATU

Wajar jika posisi ibu begitu tinggi dan mulia. Hingga taat padanya berada pada urutan ketiga setelah Allah dan Rasul-Nya. Itu lantaran kasih sayang dan pengorbanan sang ibu kadang jauh di luar nalar manusia. Walau harus dibayar dengan selembar nyawanya. Yah, kasih sayang itulah yang kemudian mengubah kita menjadi seorang manusia berguna. Olehnya, tidak heran jika Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam memberi kemuliaan bagi ibu itu tiga kali lipat ketimbang bapak. Seorang bertanya kepada Nabi, kepada siapa aku harus berbakti?, beliau menjawab, “ibumu, ibumu, ibumu, kemudian bapakmu… “.
Kisah-kisah heroik tentang kasih sayang seorang ibu begitu banyak berserakan dalam lipatan sejarah. Keluh lisan para pujangga mendendangkan syair-syair kasih ibu. Pernah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam didatangi seorang ibu miskin beserta dua orang putrinya. Masing-masing oleh Nabi diberi sebiji kurma. Layaknya anak-anak lainnya, kurma itu langsung dilahap oleh keduanya. Setelah itu, tatapan mereka tertuju pada satu arah. Kurma yang berada di tangan sang ibu. Menyaksikan tatapan kedua putrinya itu, ia tersenyum. Membelahnya menjadi dua bagian, lalu memberikan pada kedua putrinya. Padahal ia sangat lapar dan butuh. Sampai-sampai Rasulullah terharu. Lalu menyuruh memberikan kurma yang lain padanya…Masih banyak lagi. Termasuk kisah nyata ini. Kisah seorang ibu bermata satu. Semoga menjadi inspirasi bagi kita. Agar terus bersyukur atas nikmat keberadaan orang tua di sisi kita. Sebab ia akan disadari tatkala keduanya telah tiada..
***
Ibuku seorang wanita bermata satu. Entahlah, kadang dalam hati aku berontak dan protes. Mengapa Tuhan memberiku seorang ibu bermata satu. Tidak seperti teman-temanku. Ibu mereka begitu anggun dengan mata jelita. Lama kelamaan, aku begitu benci padanya. Karenanya hidupku dihimpit rasa malu dan cibiran teman-teman. Apalagi, ibuku hanya seorang tukang masak di sekolah tempat aku belajar. Memang sejak dulu aku tidak mengenal ayahku. Aku pun tidak tahu sebab musababnya. Ia dipanggil Sang Khalik saat aku masih kecil sekali. Jadi untuk menghidupiku, ibu harus bekerja sebagai tukang masak. Hmm, tukang masak yang sangat membuatku minder dan malu terhadap teman-teman. Ada satu peristiwa yang tidak dapat aku lupakan. Dan itu pula yang menyulut api kebencianku padanya. Suatu hari, saat aku masih duduk di madradah ibtidaiyyah, teman-teman sekelas mengejek diriku, hingga aku menangis. Tak kuasa menyaksikan anaknya menjadi bulan-bulanan ejekan, ibuku bergegas datang menghampiriku. Memelukku dan mengusir anak-anak yang mengerubutiku. Perbuatan ibuku itu justru membuatku semakin malu. Mengapa ia melakukan hal itu di hadapan teman-temanku? Mengapa ia harus muncul dan menjadikanku bahan tertawaan mereka?
Akan tetapi, aku berpura-pura tidak mengenalnya. Lalu menatap tajam ke arahnya dengan penuh kebencian! Namun ibuku hanya diam dan tidak menjawab. Yang aku khawatirkan pun terjadi. Keesokkan harinya salah seorang murid berseru lantang, “Ooh, itukah ibumu yang hanya memiliki satu mata!??”. Seruan itu pun disambut gelak tawa dan ejekan teman-temanku. Sungguh memalukan. Dendam kesumat terhadap ibu yang menjadi sebab aku diolok-olok semakin membara.Mulai saat itu aku sangat ingin mengubur ibuku hidup-hidup. Atau mengusirnya jauh dari kehidupanku.
Pernah suatu hari aku datang menghadapnya. Menatap tajam seraya membentak: “Engkau telah menjadikan aku bahan tertawaan. Mengapa engkau tidak segera mati saja??!! Akan tetapi, sekali lagi ia hanya diam dan tidak menjawab. Nampak pancaran kasih sayang dari keteduhan pandangannya. Saat itu aku tidak lagi berpikir sehat tentang apa yang aku katakan padanya. Aku tidak ragu akan keberanianku itu. Dan aku pun tidak mau tahu bagaimana perasaannya saat itu. Bahkan, ingin sekali aku pergi sejauh-jauhnya agar tidak melihat wajah ibuku.Tahun bergulir bersama kebencian hatiku terhadap ibu. Tak terasa aku telah menyelesaikan tingkat aliyah, dan mendapat beasiswa kuliah di Singapura. Begitu girang hatiku menyambut hal itu. Aku bisa menjauh dari ibu yang membuatku selalu merasa malu dan minder. Karena ibuku hanya seorang wanita miskin bermata satu. Tidak ada yang dapat dibanggakan darinya. Segera aku pun bertolak menuju Singapura dibawah tatapan berat ibuku. Memulai hari-hari kuliah di sana. Tak ada lagi ejekan dan hinaan orang-orang terhadapku…
Setelah tamat kuliah dan bekerja, aku menikah dengan seorang wanita Singapura dan membeli rumah di sana. Dari hasil perkawinan kami, lahirlah anak-anak yang lucu. Sungguh kehidupanku kini begitu tenang dan bahagia. Suatu hari, tiba-tiba wanita bermata satu itu datang ke rumahku. Alasannya, ia begitu rindu terhadapku dan juga kepada cucu-cucunya. Sebab, jujur, sejak menginjak Singapura aku tidak pernah lagi pulang menjenguknya. Komunikasi kami hanya sebatas surat menyurat. Itu saja. Aku sengaja berdiri di depan pintu. Anak-anakku mulai tertawa dan mengejek wanita itu. “Mengapa engkau begitu berani datang dan membuat anak-anakku ketakutan??! Keluar dan pergi saat ini juga… “. Bentakku. Tenang ia menjawab: “Maaf, kayaknya saya salah alamat”. Lalu ia berpaling setelah sempat tersenyum padaku dan anak-anakku.
Beberapa hari berselang, datang undangan dari sekolah, untuk acara temu alumni madarsah aliyah tempatku belajar dahulu. Itu artinya, aku akan bertemu ibu juga. Aku pun harus berbohong pada istriku. Bahwa kepergianku ini untuk urusan pekerjaan. Bukan untuk menghadiri temu alumni tersebut. Setelah acara pertemuan selesai, aku bergegas menuju rumah ibuku, sekedar melihat dan mengetahui keadaannya. Rumah itu masih seperti dulu. Tidak ada perubahan. Cuma di sana sini nampak kayu-kayu usang dimakan rayap. Aku mendorong pintu dan masuk. Namun rumah tua itu kosong. Senyap. Tak ada siapa pun di dalamnya. Seluruh barang-barang milikku waktu kecil masih tertata rapi. Bahkan mainan hasil rautan tangan ibuku pun masih ada dipojok sana. Tapi aneh. Mengapa rumah ini sunyi? Dimanakah ibu? Setelah berkeliling sejenak, tiba-tiba seorang masuk. Ia adalah tetangga sebelah rumah. Lama ia menatapku. Setelah yakin apa yang dilihat, ia pun berujar, “Ibumu telah meninggal kemarin sore…”. Anehnya, tak ada setetes air mata pun yang menitik..!!
***
Tanah kuburan itu masih merah. Angin bertiup lembut mengelus lembut wajahku. Aku berdiri sejenak, hanya untuk “berpamitan” pulang. Walau sebenarnya ada secuil sedih kehilangan wanita itu. Sebuah tangan menyentuh pundakku dari belakang. Ternyata ia adalah tetangga sebelah rumah yang tadi mengabarkan kepergiaan ibuku. “Ibumu tidak meninggalkan apa-apa nak. Ia hanya berpesan, jika engkau datang agar diberikan surat ini padamu”. Ujar laki-laki paruh baya itu seraya menyodorkan sebuah surat lusuh.
Aku membuka dan membaca isinya: “Anakku tercinta, sungguh hati ini begitu berat menanggung rindu padamu. Pikiranku begitu kacau memikirkan keadaanmu. Ibu minta maaf atas kunjungan ibu dahulu ke Singapura yang membuat anak-anakmu takut. Yang ibu lakukan itu hanya lantaran begitu rindu padamu. Sungguh, ibu begitu bahagia mendengar bahwa engkau akan datang menghadiri reuni sekolah itu. Akan tetapi ibu minta maaf, ibu tidak bisa lagi bangkit dari tempat tidur untuk melihatmu wahai anakku. Oh ya, ibu juga ingin minta maaf sedalam-dalamnya jika selama ini ibu membuatmu malu dan minder. Sungguh, berjuta-juta maaf ibu haturkan padamu. Tahukah engkau wahai anakku… waktu engkau masih kecil dulu, terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa ayahmu dan merampas salah satu matamu?? Sebagai seorang ibu, aku tidak tega melihatmu besar hanya dengan satu mata. Karenanya, … ibu berikan engkau salah satu mata ibu. Sungguh ibu sangat bahagia dan bangga, sebab engkau tumbuh dewasa dengan mata normal dan dapat menyaksikan dunia ini dengan kedua matamu… Cintaku selalu untukmu…ibumu..!.
Secarik kertas yang telah basah dengan air mataku itu terasa berat. Berat sekali. Lututku goyah dan lemas. Aku jatuh berlutut di hadapan pusara yang masih merah itu. Seumur hidupku, baru kali ini aku menangis dan merasa kehilangan ibu. Dadaku sesak menanggung beban penyesalan yang sangat. Namun semua sudah terlambat. Penyesalanku ibarat buih yang hancur berkeping terbentur karang yang kokoh…
Kisah nyata ini diterjemahkan dari slide berbahasa Arab yang kami pungut dari dunia maya.
Makassar, 26 Mei 2010
Sumber: http://www.facebook.com/note.php?note_id=404187628500

0 komentar:

KETIKA MUSIBAH MEMBAWA HIDAYAH

Dari atas gedung apartemen yang ia tempati di Jakarta tatkala membawa puteranya berobat ke salah satu rumah sakit kanker, ia melihat ke bawah, sungguh pemandangan yang mengerikan seandainya ia lompat saja menyudahi segala cobaan dan ujian yang berat ini.Untuk apa rasanya hidup dengan segala gelimang kemewahan, jika puteranya sekarat diujung kematian. Untuk siapa hasil usaha travel yang ia bina seandainya kematian merenggut nyawa anak satu-satunya..?
Ya..bunuh diri, itulah perasaan yang menghantuinya setelah mendengar vonis dokter bahwa tipis sekali kemungkinan puteranya dapat disembuhkan dari kanker tulang yang telah menggerogoti seluruh tubuhnya.
Penyakit itu bermula tatkala puteranya yang berumur sepuluh tahun itu tergelincir jatuh yang membuat tulang pundaknya cidera. Karena masih anak-anak dan takut dimarahi orang tua, hal itu dia sembunyikan hingga lambat laun menjadi kanker ganas .
Ia telah melakukan berbagai usaha pengobatan untuk anaknya tercinta, bahkan tidak puas berobat di negerinya, dia juga membawa anaknya berobat ke manca negara, ke Singapore maupun Malaysia yang- konon kabarnya- memiliki peralatan medis dan para dokter yang handal.
Untuk berobat dia telah keluarkan puluhan bahkan ratusan juta demi kesembuhan puteranya. Tetapi hari kesembuhan puteranya tak kunjung datang, bahkan semangkin bertambah hari, kondisi puteranya itu semangkin bertambah parah dan kritis .
Berbagai tindakan medis telah dihadapi puteranya hingga harus berkali-kali di cammo therapy dengan segala efeknya yang dahsyat mulai denga merontokkan rambutnya, hingga melepaskan satu-demi satu kuku tangan.
Ia termenung dan berkata dalam hatinya..seandainya kesehatan puteranya itu adalah paket yang dapat dibeli… pastilah dia akan bayar dengan semua kekayaan yang dia miliki. Ternyata kekayaan bukanlah segalanya, toh ternyata tak mampu membeli kesehatan manusia.
Setelah upaya berobat berminggu bahkan berbulan, masa kritis itupun berakhir dengan kamatian yang telah menjemput puteranya.Inna lillahi wa inna ilahi rajiun. Bak kata pepatah” untung tak dapat di raih dan malang tak dapat di tolak” manusia berusaha dan Allah jua yang menentukan.Di salah satu rumah sakit tenar di negeri tetangga Malaysia, puteranya wafat.
Harapan membawa putera pulang dalam keadaan sehat pupuslah sudah berganti duka dan tangisan tatkala ia harus membawa jasad puteranya tercinta .La haula wala quwwata illa billahi.
Ingin dia hujat guratan-guratan takdir yang telah tertulis, ingin rasanya ia menjerit histeris protes atas ketentuan Allah yang dianggapnya tidak adil dan kejam. Kenapa harus puteranya yang diambil, apa salah dan dosanya hingga Allah tega menjatuhkan takdir ini padanya.
Terkenang dalam ingatannya masa lalu puteranya yang begitu rajin mengaji membaca Quran dan mengerjakan sholat. Sungguh bisnis telah melalaikannya untuk dapat menemani puteranya, mengajarkannya mengaji ataupun sholat.
Hari-harinya adalah kerja dan uang, tidak cukup hanya dirinya bahkan istrinya pun tak kalah sibuk. Tinggalah sang putera “semata wayang” di rumah dari pagi hingga sore bersama pembantu yang setia menemani hari-harinya yang sunyi dan kering dari kasih sayang kedua orang tua. Syukur juga tatkala sang pebantu berhasil mengajarinya mengaji dan sholat.
Usai acara pemakaman hidup terasa hambar baginya, alangkah kejam dunia di matanya, hilang darinya segala harapan hidup. Keputus asa-an bagaikan pisau yang menyayat-nyayat tubuh dan memporak-porandakan hidupnya.
Dengan segala kepiluan hati, dia tawarkan istrinya untuk pulang ke kampung halaman menyudahi tali pernikahan yang gagal ini. Dia pun berazam untuk pulang ke kampung halamannya.
Biarlah segala kenangan manis bersama putera dan istrinya dia kubur saja di Batam, biarlah dia menghabiskan usiannya dengan segala kekecewaan kepada Tuhan, yang tidak mencintainya bahkan membencinya.
Bias keputus asa-an telah menguasai dirinya, harapannya hancur dan semangat hidupnya pun pupus. Kalaulah bukan karena Rahmat Allah semata, niscaya lelaki ini akan menghabisi nyawanya.
Dalam acara berkabung itulah dia mendapatkan siraman rohani yang kembali menghidupkan semangat dirinya. Tersebutlah seorang ikhwan yang satu tempat perumahan dengannya bertakziyah menghiburnya dengan siraman kata-kata yang menyejukkan.
Dia sebutkan bahwa Allah mencintai puteranya lebih dari kecintaannya terhadap puteranya sendiri. Sungguh di balik segala kejadian ada hikmah yang tersirat jika hamba mau menjadikannya i’tibar. Boleh saja kelak puteranya yang dapat menyelamatkannya dari azab Allah di hari kiamat. Ikhwan itu menuturkan padanya keutaman yang dimiliki orang tua dihari kiamat tatkala anaknya wafat kecil dan dia ridho dengan keputusan Allah.
Petuah demi petuah terasa indah di telinga yg jarang mendapatkan sentuhan rohani. sekaligus membuat hatinya terhibur dan menghidupkan kembali semangat hidupnya . Ia pun berupaya mengikhlaskan kepergian anaknya.
Begitu besar pengaruh kata-kata tetangganya itu, meruntuhkan segala bentuk ketidak ridhoan dirinya dari ketentuan takdir Allah. Ikhwan tersebut terus berupaya menasehatinya dan mengajaknya untuk kembali pada Allah, dan mengambil pelajaran dari kematian puteranya.
Sungguh laksana air sejuk yang diberikan pada seseorang yang dahaga, petuah dan nasehat itu dia terima dengan dada yang lapang. Sejak itu-atas saran ikhwan tersebut-dia mulai menyenangi salah satu radio dakwah yang konsisten mendakwahkan sunnah di negerinya.
tidak sampai di situ, bahkan dia juga termotifasi turut serta dalam dua hari penuh, mengikuti sesi demi sesi kajian dasar keislaman yang digagas Yayasan Dakwah Islam di negerinya melalui lembaga QSM nya,membuatnya semangkin yakin akan kebenaran dakwah sunnah. Meskipun hidayah baru secara perlahan-lahan dia amalkan.
Setelah mengadakan perjalan ritual umrah bersama para ikhwan salaf dan menyaksikan tata cara peribadatan yang sesuai sunnah yang dia pelajari dahulu di praktekkan dinegeri tersebut, barulalah hidayah menghujam kuat di dati sanubarinya. Sejak pulang umrah hingga kini, betapa rajinnya dia mengikuti kajian-kajian di halaqah-halaqah ilmu, bahkan sering turut serta mendampingi para asatidzah yang pergi berdakwah ke luar Batam.
Sungguh kematian putera tercintanya membawa kebaikan besar dalam hidupnya. Merubah haluannya untuk selalu berbekal menuju negeri akhirat. Seandainya puteranya tidak wafat, boleh jadi dia tidak akan pernah mengenal hidayat sunnah, dan tidak pula mengenal tujuan hidup. Tidak mustahil pula kelak kekayaannya akan menjadi penyebab kebinasaannya dan menenggelamkannya dalam lumpur azab Allah di hari kiamat kelak.
Ya Allah…ajarkan kami untuk senantiasa menerima dengan lapang dada segala ketentuan takdir yang telah kau gariskan. Ampuni diri kami yang lemah ini tatkala tergelincir menghujat ketentuanMu.
Batam 10 Muharram 1436 h/ 4 Nov 2014
Abu Fairuz
Dikutip dari Facebook Abu Abdurrahman Fawwaz

CERITA ISLAMI

KETIKA MUSIBAH MEMBAWA HIDAYAH

Dari atas gedung apartemen yang ia tempati di Jakarta tatkala membawa puteranya berobat ke salah satu rumah sakit kanker, ia melihat ke bawah, sungguh pemandangan yang mengerikan seandainya ia lompat saja menyudahi segala cobaan dan ujian yang berat ini.Untuk apa rasanya hidup dengan segala gelimang kemewahan, jika puteranya sekarat diujung kematian. Untuk siapa hasil usaha travel yang ia bina seandainya kematian merenggut nyawa anak satu-satunya..?
Ya..bunuh diri, itulah perasaan yang menghantuinya setelah mendengar vonis dokter bahwa tipis sekali kemungkinan puteranya dapat disembuhkan dari kanker tulang yang telah menggerogoti seluruh tubuhnya.
Penyakit itu bermula tatkala puteranya yang berumur sepuluh tahun itu tergelincir jatuh yang membuat tulang pundaknya cidera. Karena masih anak-anak dan takut dimarahi orang tua, hal itu dia sembunyikan hingga lambat laun menjadi kanker ganas .
Ia telah melakukan berbagai usaha pengobatan untuk anaknya tercinta, bahkan tidak puas berobat di negerinya, dia juga membawa anaknya berobat ke manca negara, ke Singapore maupun Malaysia yang- konon kabarnya- memiliki peralatan medis dan para dokter yang handal.
Untuk berobat dia telah keluarkan puluhan bahkan ratusan juta demi kesembuhan puteranya. Tetapi hari kesembuhan puteranya tak kunjung datang, bahkan semangkin bertambah hari, kondisi puteranya itu semangkin bertambah parah dan kritis .
Berbagai tindakan medis telah dihadapi puteranya hingga harus berkali-kali di cammo therapy dengan segala efeknya yang dahsyat mulai denga merontokkan rambutnya, hingga melepaskan satu-demi satu kuku tangan.
Ia termenung dan berkata dalam hatinya..seandainya kesehatan puteranya itu adalah paket yang dapat dibeli… pastilah dia akan bayar dengan semua kekayaan yang dia miliki. Ternyata kekayaan bukanlah segalanya, toh ternyata tak mampu membeli kesehatan manusia.
Setelah upaya berobat berminggu bahkan berbulan, masa kritis itupun berakhir dengan kamatian yang telah menjemput puteranya.Inna lillahi wa inna ilahi rajiun. Bak kata pepatah” untung tak dapat di raih dan malang tak dapat di tolak” manusia berusaha dan Allah jua yang menentukan.Di salah satu rumah sakit tenar di negeri tetangga Malaysia, puteranya wafat.
Harapan membawa putera pulang dalam keadaan sehat pupuslah sudah berganti duka dan tangisan tatkala ia harus membawa jasad puteranya tercinta .La haula wala quwwata illa billahi.
Ingin dia hujat guratan-guratan takdir yang telah tertulis, ingin rasanya ia menjerit histeris protes atas ketentuan Allah yang dianggapnya tidak adil dan kejam. Kenapa harus puteranya yang diambil, apa salah dan dosanya hingga Allah tega menjatuhkan takdir ini padanya.
Terkenang dalam ingatannya masa lalu puteranya yang begitu rajin mengaji membaca Quran dan mengerjakan sholat. Sungguh bisnis telah melalaikannya untuk dapat menemani puteranya, mengajarkannya mengaji ataupun sholat.
Hari-harinya adalah kerja dan uang, tidak cukup hanya dirinya bahkan istrinya pun tak kalah sibuk. Tinggalah sang putera “semata wayang” di rumah dari pagi hingga sore bersama pembantu yang setia menemani hari-harinya yang sunyi dan kering dari kasih sayang kedua orang tua. Syukur juga tatkala sang pebantu berhasil mengajarinya mengaji dan sholat.
Usai acara pemakaman hidup terasa hambar baginya, alangkah kejam dunia di matanya, hilang darinya segala harapan hidup. Keputus asa-an bagaikan pisau yang menyayat-nyayat tubuh dan memporak-porandakan hidupnya.
Dengan segala kepiluan hati, dia tawarkan istrinya untuk pulang ke kampung halaman menyudahi tali pernikahan yang gagal ini. Dia pun berazam untuk pulang ke kampung halamannya.
Biarlah segala kenangan manis bersama putera dan istrinya dia kubur saja di Batam, biarlah dia menghabiskan usiannya dengan segala kekecewaan kepada Tuhan, yang tidak mencintainya bahkan membencinya.
Bias keputus asa-an telah menguasai dirinya, harapannya hancur dan semangat hidupnya pun pupus. Kalaulah bukan karena Rahmat Allah semata, niscaya lelaki ini akan menghabisi nyawanya.
Dalam acara berkabung itulah dia mendapatkan siraman rohani yang kembali menghidupkan semangat dirinya. Tersebutlah seorang ikhwan yang satu tempat perumahan dengannya bertakziyah menghiburnya dengan siraman kata-kata yang menyejukkan.
Dia sebutkan bahwa Allah mencintai puteranya lebih dari kecintaannya terhadap puteranya sendiri. Sungguh di balik segala kejadian ada hikmah yang tersirat jika hamba mau menjadikannya i’tibar. Boleh saja kelak puteranya yang dapat menyelamatkannya dari azab Allah di hari kiamat. Ikhwan itu menuturkan padanya keutaman yang dimiliki orang tua dihari kiamat tatkala anaknya wafat kecil dan dia ridho dengan keputusan Allah.
Petuah demi petuah terasa indah di telinga yg jarang mendapatkan sentuhan rohani. sekaligus membuat hatinya terhibur dan menghidupkan kembali semangat hidupnya . Ia pun berupaya mengikhlaskan kepergian anaknya.
Begitu besar pengaruh kata-kata tetangganya itu, meruntuhkan segala bentuk ketidak ridhoan dirinya dari ketentuan takdir Allah. Ikhwan tersebut terus berupaya menasehatinya dan mengajaknya untuk kembali pada Allah, dan mengambil pelajaran dari kematian puteranya.
Sungguh laksana air sejuk yang diberikan pada seseorang yang dahaga, petuah dan nasehat itu dia terima dengan dada yang lapang. Sejak itu-atas saran ikhwan tersebut-dia mulai menyenangi salah satu radio dakwah yang konsisten mendakwahkan sunnah di negerinya.
tidak sampai di situ, bahkan dia juga termotifasi turut serta dalam dua hari penuh, mengikuti sesi demi sesi kajian dasar keislaman yang digagas Yayasan Dakwah Islam di negerinya melalui lembaga QSM nya,membuatnya semangkin yakin akan kebenaran dakwah sunnah. Meskipun hidayah baru secara perlahan-lahan dia amalkan.
Setelah mengadakan perjalan ritual umrah bersama para ikhwan salaf dan menyaksikan tata cara peribadatan yang sesuai sunnah yang dia pelajari dahulu di praktekkan dinegeri tersebut, barulalah hidayah menghujam kuat di dati sanubarinya. Sejak pulang umrah hingga kini, betapa rajinnya dia mengikuti kajian-kajian di halaqah-halaqah ilmu, bahkan sering turut serta mendampingi para asatidzah yang pergi berdakwah ke luar Batam.
Sungguh kematian putera tercintanya membawa kebaikan besar dalam hidupnya. Merubah haluannya untuk selalu berbekal menuju negeri akhirat. Seandainya puteranya tidak wafat, boleh jadi dia tidak akan pernah mengenal hidayat sunnah, dan tidak pula mengenal tujuan hidup. Tidak mustahil pula kelak kekayaannya akan menjadi penyebab kebinasaannya dan menenggelamkannya dalam lumpur azab Allah di hari kiamat kelak.
Ya Allah…ajarkan kami untuk senantiasa menerima dengan lapang dada segala ketentuan takdir yang telah kau gariskan. Ampuni diri kami yang lemah ini tatkala tergelincir menghujat ketentuanMu.
Batam 10 Muharram 1436 h/ 4 Nov 2014
Abu Fairuz
Dikutip dari Facebook Abu Abdurrahman Fawwaz

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Kalender 2019

Kalender 2019
Perfect World Online Spear Thingy

Masehi HijriyahPerhitungan pada sistem konversi Masehi – Hijriah ini memungkinkan terjadi selisih H-1 atau H+1 dari tanggal seharusnya untuk tanggal Hijriyah

SELAMAT BERGABUNG DI MUSLIM CENTER SMKN 2 TEBING TINGGI.AYO SEGERA DAFTARKAN DIRI ANDA UNTUK MENGAJI, DIJAMIN LANGSUNG LANCAR MEMBACA AL QUR'AN AYO BACA CERITA MENARIK HANYA DI BLOG INI SETIAP HARI KAMIS DAN SABTU PUKUL 19.00 WIB .
Islam Ornamental Art 2
SELAMAT DATANG DI BLOG MUSLIM CENTER. SEMOGA BLOG INI BERMANFAAT UNTUK ANDA DAN DAPATKAN SELURUH INFORMASI DISINI
AYO LIKE AND SUBSCRIBE DAKWAH STOP MOTION,TAQWA MEDIA DAN MUSLIM CENTER SMK 2 DI YOUTUBE KESAYANGAN ANDA.

back to top