SELAMAT BERGABUNG DI MUSLIM CENTER. KAMI AKAN MENYEDIAKAN BERITA DAN KONTEN ISLAMI TERUPDATE SETIAP MINGGUNYA
Post Yang Belum Di Upload

Belajar Berdakwah dari Akhlak Nabi


BincangSyariah.Com – Belakangan kita sering melihat di berbagai media massa, orang yang mengaku berjuang menegakkan agamanya dengan cara yang cenderung mengancam dan menakut-nakuti kelompok lain yang berbeda. Mereka melakukannya karena merasa itu bagian dari dakwah. Apakah dakwah dengan cara-cara seperti ini dianjurkan Nabi? Cara paling mudah untuk menjawabnya adalah dengan membandingkan dengan akhlak Nabi Muhammad selama ia hidup.

Jauh sebelum mendapat wahyu kenabian dari langit, masyarakat Mekah sudah mengenal Nabi Muhammad sebagai pribadi yang mengesankan. Salah satu buktinya adalah gelar Alamin (orang yang dipercaya) yang disematkan kepadanya. Gelar ini didapatkannya ketika berhasil meredakan sebuah perselisihan di kalangan kaum Quraisy.

Akhlak terpuji secara konsisten dicontohkan Nabi ketika sudah menjadi rasul, bahkan sampai akhir hayat. Terkait hal ini bahkan dengan gamblang ia katakan, “aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.

Banyak contoh yang bisa kita dapatkan dari kisah hidup Nabi sehari-hari. Mulai dari caranya bersikap kepada para sahabat, sikap kepada orang yang berbeda agama, bahkan sikap kepada para pembencinya.

Ada sebuah cerita populer tentang seseorang yang begitu membenci Nabi Muhammad, sampai setiap hari ia melempari Nabi dengan kotoran. Tapi ketika orang itu sakit, Nabi adalah orang pertama yang menjenguknya. Karena perlakuan Nabi yang begitu manusiawi, orang itu memutuskan untuk memeluk Islam.

Kepada para sahabatnya Nabi dikenal sebagai sosok yang bersahabat, bisa berkelakar di saat-saat tertentu, dan tak ingin lebih dihormati lebih tinggi dari orang-orang di sekitarnya. Tapi pada saat yang diperlukan, ia bisa bersikap tegas pada sahabatnya, seperti pada kasus Mu’adz bin Jabal.

Mu’adz ditegur Nabi karena membaca surat yang panjang (Albaqarah) saat mengimami shalat Isya, sementara di antara makmum ada yang tidak punya banyak waktu dan ada juga yang kelelahan. Nabi menganjurkan agar melihat kondisi para makmum lebih dulu sebelum memilih ayat yang dibaca.

Ada juga kisah tentang pengemis buta yang selalu menghina Nabi Muhammad setiap hari. Ia tidak tahu bahwa Nabi yang selalu dihinanya adalah orang yang menyuapi setiap hari. Sampai ketika Nabi wafat dan kebiasaan menyuapi ini diteruskan Abu Bakar Shidiq, pengemis itu baru tahu bahwa selama ini yang menyuapinya adalah Nabi.

Memang kita juga tahu Nabi berkali-kali terlibat peperangan dengan kelompok Quraisy. Tapi ini dilakukan untuk mempertahankan diri saat tak ada pilihan lain, bukan sebagai praktik dakwah. Peperangan terjadi biasanya karena kelompok lawan lebih dulu menyerang, atau menyudutkan posisi kelompok muslim. Misalnya saat kaum Quraisy memberlakukan embargo perdagangan pada kelompok muslim.

Salah satu kemenangan Nabi yang paling dihormati justru adalah peristiwa pembebasan kota Mekah (Fathu Makkah) yang dilakukan tanpa pertempuran. Saat itu Nabi memutuskan kembali ke Mekah setelah 10 tahun di Madinah dan sudah memiliki kekuatan yang besar. Mekah ditaklukkan dengan damai, tanpa setetes darah pun tumpah.

Kunci keberhasilan Nabi Muhammad dalam berdakwah adalah akhlaq terpuji. Kita melihat pribadi Nabi Muhammad yang ramah dan bukan pendendam. Dia tidak berdakwah dengan kekuatan fisik, atau dengan menakut-nakuti orang, baik di saat masih menjadi minoritas, maupun ketika sudah menjadi mayoritas.

Untuk belajar cara berdakwah, mari kita ingat lagi akhlak mulia Nabi Muhammad.

Belajar Berdakwah dari Akhlak Nabi

Belajar Berdakwah dari Akhlak Nabi


BincangSyariah.Com – Belakangan kita sering melihat di berbagai media massa, orang yang mengaku berjuang menegakkan agamanya dengan cara yang cenderung mengancam dan menakut-nakuti kelompok lain yang berbeda. Mereka melakukannya karena merasa itu bagian dari dakwah. Apakah dakwah dengan cara-cara seperti ini dianjurkan Nabi? Cara paling mudah untuk menjawabnya adalah dengan membandingkan dengan akhlak Nabi Muhammad selama ia hidup.

Jauh sebelum mendapat wahyu kenabian dari langit, masyarakat Mekah sudah mengenal Nabi Muhammad sebagai pribadi yang mengesankan. Salah satu buktinya adalah gelar Alamin (orang yang dipercaya) yang disematkan kepadanya. Gelar ini didapatkannya ketika berhasil meredakan sebuah perselisihan di kalangan kaum Quraisy.

Akhlak terpuji secara konsisten dicontohkan Nabi ketika sudah menjadi rasul, bahkan sampai akhir hayat. Terkait hal ini bahkan dengan gamblang ia katakan, “aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.

Banyak contoh yang bisa kita dapatkan dari kisah hidup Nabi sehari-hari. Mulai dari caranya bersikap kepada para sahabat, sikap kepada orang yang berbeda agama, bahkan sikap kepada para pembencinya.

Ada sebuah cerita populer tentang seseorang yang begitu membenci Nabi Muhammad, sampai setiap hari ia melempari Nabi dengan kotoran. Tapi ketika orang itu sakit, Nabi adalah orang pertama yang menjenguknya. Karena perlakuan Nabi yang begitu manusiawi, orang itu memutuskan untuk memeluk Islam.

Kepada para sahabatnya Nabi dikenal sebagai sosok yang bersahabat, bisa berkelakar di saat-saat tertentu, dan tak ingin lebih dihormati lebih tinggi dari orang-orang di sekitarnya. Tapi pada saat yang diperlukan, ia bisa bersikap tegas pada sahabatnya, seperti pada kasus Mu’adz bin Jabal.

Mu’adz ditegur Nabi karena membaca surat yang panjang (Albaqarah) saat mengimami shalat Isya, sementara di antara makmum ada yang tidak punya banyak waktu dan ada juga yang kelelahan. Nabi menganjurkan agar melihat kondisi para makmum lebih dulu sebelum memilih ayat yang dibaca.

Ada juga kisah tentang pengemis buta yang selalu menghina Nabi Muhammad setiap hari. Ia tidak tahu bahwa Nabi yang selalu dihinanya adalah orang yang menyuapi setiap hari. Sampai ketika Nabi wafat dan kebiasaan menyuapi ini diteruskan Abu Bakar Shidiq, pengemis itu baru tahu bahwa selama ini yang menyuapinya adalah Nabi.

Memang kita juga tahu Nabi berkali-kali terlibat peperangan dengan kelompok Quraisy. Tapi ini dilakukan untuk mempertahankan diri saat tak ada pilihan lain, bukan sebagai praktik dakwah. Peperangan terjadi biasanya karena kelompok lawan lebih dulu menyerang, atau menyudutkan posisi kelompok muslim. Misalnya saat kaum Quraisy memberlakukan embargo perdagangan pada kelompok muslim.

Salah satu kemenangan Nabi yang paling dihormati justru adalah peristiwa pembebasan kota Mekah (Fathu Makkah) yang dilakukan tanpa pertempuran. Saat itu Nabi memutuskan kembali ke Mekah setelah 10 tahun di Madinah dan sudah memiliki kekuatan yang besar. Mekah ditaklukkan dengan damai, tanpa setetes darah pun tumpah.

Kunci keberhasilan Nabi Muhammad dalam berdakwah adalah akhlaq terpuji. Kita melihat pribadi Nabi Muhammad yang ramah dan bukan pendendam. Dia tidak berdakwah dengan kekuatan fisik, atau dengan menakut-nakuti orang, baik di saat masih menjadi minoritas, maupun ketika sudah menjadi mayoritas.

Untuk belajar cara berdakwah, mari kita ingat lagi akhlak mulia Nabi Muhammad.

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Kalender 2019

Kalender 2019
Perfect World Online Spear Thingy

Masehi HijriyahPerhitungan pada sistem konversi Masehi – Hijriah ini memungkinkan terjadi selisih H-1 atau H+1 dari tanggal seharusnya untuk tanggal Hijriyah

SELAMAT BERGABUNG DI MUSLIM CENTER SMKN 2 TEBING TINGGI.AYO SEGERA DAFTARKAN DIRI ANDA UNTUK MENGAJI, DIJAMIN LANGSUNG LANCAR MEMBACA AL QUR'AN AYO BACA CERITA MENARIK HANYA DI BLOG INI SETIAP HARI KAMIS DAN SABTU PUKUL 19.00 WIB .
Islam Ornamental Art 2
SELAMAT DATANG DI BLOG MUSLIM CENTER. SEMOGA BLOG INI BERMANFAAT UNTUK ANDA DAN DAPATKAN SELURUH INFORMASI DISINI
AYO LIKE AND SUBSCRIBE DAKWAH STOP MOTION,TAQWA MEDIA DAN MUSLIM CENTER SMK 2 DI YOUTUBE KESAYANGAN ANDA.

back to top