Bagaimana Proses Turunnya Alquran pada Bulan Ramadan?
“Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran, sebagai petunjuk bagi manusia, serta penjelasan mengenai petunjuk itu dan sekaligus sebagai pembeda (antara yang hak dan yang batil).” Surah Albaqarah, ayat 185 tersebut sangat jelas mengindikasikan bahwa Alquran turun di bulan Ramadan.
Selain itu, terdapat pula dalam surah Alqadar, ayat 1, yang menginformasikan bahwa Alquran turun di malam lailatul qadar, dan malam itu hanya ada di bulan Ramadan. “Sesungguhnya kami telah menurunkan Alquran pada malam qadar.” Allah Swt juga menginformasikan turunnya Alquran pada ayat 3 surah Addukhan, “sesungguhnya kami telah menurunkan Alquran pada malam yang diberkahi.”
Ketiga ayat tersebut menggiring kita pada pemahaman bahwa Alquran diturunkan sekaligus di bulan Ramadan tepat pada lailatul qadar. Namun, jika menilik pada kenyataan di kehidupan Rasulullah Saw, Alquran turun kepada beliau selama 23 tahun. Lalu, bagaimanakah sejatinya proses penurunan Alquran itu?
Syekh Manna’ Alqattan di dalam Mabahis Fi Ulumil Qur’an telah memaparkan dua mazhab yang berbeda dalam menyikapi proses turunnya Alquran tersebut. Mazhab pertama adalah pendapatnya Ibnu Abbas dan sekelompok yang terdiri dari jumhur ulama (mayoritas ulama). Mereka berpendapat bahwa ketiga ayat sebagaimana tersebut di atas mengacu pada turunnya Alquran secara global (satu paket) dari Lauh Mahfudz ke Baitul Izzah .
Kemudian setelah itu, baru turun kepada Nabi Saw. secara berangsur-angsur selama 23 tahun. “Dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Rasulullah Saw. diutus menjadi Nabi pada usia ke empat puluh, beliau tinggal di Makkah selama 13 tahun, ia diberi wahyu, kemudian beliau diperintahkan hijrah selama sepuluh tahun, dan beliau wafat pada usia ke 63 tahun.” (HR. Al Bukhari).
Mazhab pertama ini berpegangan pada hadis-hadis sahih yang banyak dari riwayat Ibnu Abbas. Di antaranya adalah, “dari Ibnu Abbas ra. ia berkata: “Alquran diturunkan pada lailatul qadar di bulan Ramadan ke langit dunia secara global (satu paket), kemudian ia diturunkan secara berangsur-angsur.”(HR. At Thabrani).
Mazhab kedua adalah pendapatnya Imam As Sya’bi. Menurutnya, maksud dari turunnya Alquran pada tiga ayat yang tersebut di atas adalah permulaan turunnya Alquran kepada Nabi Saw. maka sungguh permulaan turunnya Alquran adalah pada Lailatul Qadar di bulan Ramadan, yakni malam yang berkah.
Kemudian turunnya Alquran secara berurutan setelah itu dengan berangsur angsur sesuai kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa selama dalam kurun kira-kira 23 tahun. Maka Alquran tidak diturunkan secara langsung (satu paket), tetapi turunnya secara berangsur-angsur (dari awal), karena hal ini telah diterangkan di dalam Alquran, “dan Alquran (kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan kami menurunkannya secara bertahap.”(QS. Al Isra’ ayat 106).
Alquran diturunkan secara berangsur-angsur untuk membedakan dengan kitab-kitab samawi terdahulu yang diturunkan dengan global (satu paket). “Dan orang-orang kafir berkata,”Mengapa Alquran itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?” Demikianlah agar kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan-lahan dan benar).”(QS. Al Furqan, ayat 32).
Jadi mazhab pertama mengatakan bahwa pada lailatul qadar bulan Ramadan itu Alquran turun secara langsung satu paket ke baitul izzah langit tujuh dunia, baru kemudian turun berangsur-angsur selama 23 tahun. Tetapi menurut mazhab kedua bahwa turunnya Alquran sejak awal sudah berangsur-angsur, tidak satu paket, karena Alquran berbeda dengan kitab samawi lainnya yang diturunkan secara langsung.
Jadi turunnya Alquran pada lailatul qadar bulan Ramadan itu adalah permulaan atau tahap awal dari turunnya Alquran secara berangsur-angsur. Bahkan Syekh Manna Alqattan juga mengemukakan pendapat mazhab ketiga yang tidak memiliki dasar.
Mazhab ini beranggapan bahwa Alquran turun ke langit dunia itu selama 23 lailatul qadar, lalu kemudian Allah mengira-ngirakan turunnya pada setiap tahun. Perkiraan ini yang turun pada lailatu qadar adalah ke langit dunia selama satu tahun secara sempurna, setelah itu ia turun secara berangsur-angsur kepada Rasulullah Saw. di setiap tahun.
Syekh Manna mengemukakan pendapat yang unggul yakni proses turunnya Alquran itu ada dua tahap. Tahap pertama turunnya secara langsung (satu paket) pada Lailatul Qadar dari Baitul Izza ke langit dunia.
Tahap kedua, turunnya Alquran dari langit dunia ke bumi secara terpisah-pisah selama 23 tahun. Demikianlah penjelasan tentang proses penurunan Alquran.
Wa Allahu A’lam bis Shawab
0 komentar: