SELAMAT BERGABUNG DI MUSLIM CENTER. KAMI AKAN MENYEDIAKAN BERITA DAN KONTEN ISLAMI TERUPDATE SETIAP MINGGUNYA

KAJIAN HARIAN

Posted by MITRA CHANNEL  |  at  Mei 05, 2019

๐Ÿ‡ท‌๐Ÿ‡ฆ‌๐Ÿ‡ฒ‌๐Ÿ‡ฆ‌๐Ÿ‡ฉ‌๐Ÿ‡ญ‌๐Ÿ‡ฆ‌๐Ÿ‡ณ‌


๐Ÿ“— FIKIH PUASA (2): RUKUN DAN NIAT PUASA๐Ÿ“–



๐Ÿƒ *Kesempatan sebelumnya telah mengangkat pembahasan fikih puasa pertama, yaitu mengenai syarat wajib puasa. Kali ini kita akan melihat pembahasan lainnya dari Matan Al Ghoyah wat Taqrib mengenai rukun puasa puasa.*


▪Al Qodhi Abu Syuja’ rahimahullah kembali mengatakan,


๐Ÿ”ฐ *“Kewajiban puasa (rukun puasa) itu ada empat: (1) niat, (2) menahan diri dari makan dan minum, (3) menahan diri dari hubungan intim (jima’), (4) menahan diri dari muntah dengan sengaja.”*


♻Dari perkataan Abu Syuja’ di atas, intinya ada dua hal yang beliau sampaikan. Orang yang menjalankan puasa wajib berniat dan wajib menahan diri dari berbagai pembatal puasa. Mengenai pembatal puasa tersebut akan dibahas secara khusus pada fikih puasa serial ketiga. Sedangkan kali ini kita akan melihat tentang masalah niat.


๐Ÿ”† *Pembagian Niat*


๐Ÿ’ Niat yang dimaksudkan adalah berkeinginan untuk menjalankan puasa. Dalil wajibnya berniat adalah sabda Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam,


ุฅِู†َّู…َุง ุงู„ุฃَุนْู…َุงู„ُ ุจِุงู„ู†ِّูŠَّุงุชِ


๐ŸŒ€ *“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya.” (Muttafaqun ‘alaih).*


๐Ÿ“ฉNiat puasa Ramadhan barulah teranggap jika memenuhi tiga macam niat:


๐Ÿ‘‰ *1- At Tabyiit, yaitu berniat di malam hari sebelum Shubuh.*


๐ŸJika niat puasa wajib baru dimulai setelah terbit fajar Shubuh, maka puasanya tidaklah sah. Dalilnya adalah hadits dari Hafshoh, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,


ู…َู†ْ ู„َู…ْ ูŠُุจَูŠِّุชْ ุงู„ุตِّูŠَุงู…َ ู‚َุจْู„َ ุงู„ْูَุฌْุฑِ ูَู„َุง ุตِูŠَุงู…َ ู„َู‡ُ


๐ŸŒฑ *“Siapa yang belum berniat di malam hari sebelum Shubuh, maka tidak ada puasa untuknya.” (HR. An Nasai no. 2333, Ibnu Majah no. 1700 dan Abu Daud no. 2454. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini dho’if. Syaikh Al Albani menshahihkan hadits ini).*


๐Ÿ“‚Sedangkan untuk puasa sunnah, boleh berniat di pagi hari asalkan sebelum waktu zawal (tergelincirnya matahari ke barat). Dalilnya sebagai berikut,


ุนَู†ْ ุนَุงุฆِุดَุฉَ – ุฑุถู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ุง – ู‚َุงู„َุชْ ูƒَุงู†َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ุฅِุฐَุง ุฏَุฎَู„َ ุนَู„َู‰َّ ู‚َุงู„َ « ู‡َู„ْ ุนِู†ْุฏَูƒُู…ْ ุทَุนَุงู…ٌ ». ูَุฅِุฐَุง ู‚ُู„ْู†َุง ู„ุงَ ู‚َุงู„َ « ุฅِู†ِّู‰ ุตَุงุฆِู…ٌ »


๐Ÿ“จ *Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambiasa menemuiku lalu ia berkata, “Apakah kalian memiliki makanan?” Jika kami jawab tidak, maka beliau berkata, “Kalau begitu aku puasa.” (HR. Muslim no. 1154 dan Abu Daud no. 2455).*


✏Penulis Kifayatul Akhyar berkata, “Wajib berniat di malam hari. Kalau sudah berniat di malam hari (sebelum Shubuh), masih diperbolehkan makan, tidur dan jima’ (hubungan intim). Jika seseorang berniat puasa Ramadhan sesudah terbit fajar Shubuh, maka tidaklah sah.” (Kifayatul Akhyar, hal. 248).


๐Ÿ‘‰ *2- At Ta’yiin, yaitu menegaskan niat.*


๐Ÿ”ณYang dimaksudkan di sini adalah niat puasa yang akan dilaksanakan harus ditegaskan apakah puasa wajib ataukah sunnah. Jika puasa Ramadhan yang diniatkan, maka niatannya tidak cukup dengan sekedar niatan puasa mutlak. Dalilnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,


ูˆَุฅِู†َّู…َุง ู„ุงِู…ْุฑِุฆٍ ู…َุง ู†َูˆَู‰


๐Ÿ”„ *“Dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.” (Muttafaqun ‘alaih)*


๐Ÿ”—Adapun puasa sunnah tidak disyaratkanta’yin dan tabyit sebagaimana dijelaskan pada point 1 dan 2. Dalilnya adalah sebagaimana hadits ‘Aisyah yang tadi telah terlewat.


๐Ÿ‘‰ *3- At Tikroor, yaitu niat harus berulang setiap malamnya*


⚪Niat mesti ada di setiap malamnya sebelum Shubuh untuk puasa hari berikutnya. Jadi tidak cukup satu niat untuk seluruh hari dalam satu bulan. Karena setiap hari dalam bulan Ramadhan adalah hari yang berdiri sendiri. Ibadah puasa yang dilakukan adalah ibadah yang berulang. Sehingga perlu ada niat yang berbeda setiap harinya. (Lihat Al Fiqhul Manhaji, hal. 340-341).


↪ *Niat Cukup dalam Hati*


↘Kalau ada yang bertanya bagaimanakah niat puasa Ramadhan, maka mudah kami jawab, “Engkau berniat dalam hati, itu sudah cukup.” Karena niat itu memang letaknya di hati. Jadi jika di hati sudah berkehendak mau menjalankan puasa Ramadhan keesokan harinya, maka sudah disebut berniat.


↗ *Muhammad Al Hishni berkata,*


ู„ุง ูŠุตุญ ุงู„ุตูˆู… ุฅู„ุง ุจุงู„ู†ูŠุฉ ู„ู„ุฎุจุฑ، ูˆู…ุญู„ู‡ุง ุงู„ู‚ู„ุจ، ูˆู„ุง ูŠุดุชุฑุท ุงู„ู†ุทู‚ ุจู‡ุง ุจู„ุง ุฎู„ุงู


๐Ÿ”ท“Puasa tidaklah sah kecuali dengan niat karena ada hadits yang mengharuskan hal ini. Letak niat adalah di dalam hati dan tidak disyaratkan dilafazhkan.”(Kifayatul Akhyar, hal. 248).


⏩ *Muhammad Al Khotib berkata,*


ุฅู†ู…ุง ุงู„ุฃุนู…ุงู„ ุจุงู„ู†ูŠุงุช ูˆู…ุญู„ู‡ุง ุงู„ู‚ู„ุจ ูˆู„ุง ุชูƒููŠ ุจุงู„ู„ุณุงู† ู‚ุทุนุง ูˆู„ุง ูŠุดุชุฑุท ุงู„ุชู„ูุธ ุจู‡ุง ู‚ุทุนุง ูƒู…ุง ู‚ุงู„ู‡ ููŠ ุงู„ุฑูˆุถุฉ


๐Ÿท“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat. Namun niat letaknya di hati. Niat tidak cukup di lisan. Bahkan tidak disyaratkan melafazhkan niat. Sebagaimana telah ditegaskan dalam Ar Roudhoh.” (Al Iqna’, 1: 404).


๐Ÿ’Ž *Itulah rujukan dari kitab Syafi’i mengenai masalah niat. Adapun memakai niat puasa dengan lafazh ‘nawaitu shouma ghodin …’, maka itu tidak ada dalil yang mendukungnya untuk dilafazhkan. Masalah melafazhkan niat tidak terdapat hal tersebut dalam kitab shahih maupun kitab sunan, padahal masalah tersebut adalah masalah ibadah, namun Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat tidak pernah mencontohkannya.*


๐Ÿ›กHanya Allah yang memberi taufik.


 


Referensi:


๐Ÿ•น *Mukhtashor Abi Syuja’, Ahmad bin Al Husain Al Ashfahani Asy Syafi’i, terbitan Darul Minhaj, cetakan pertama, tahun 1428 H.At Tadzhib fii Adillati Matan Al Ghoyah wat Taqrib, Prof. Dr. Musthofa Al Bugho, terbitan Darul Musthofa, cetakan kesebelas, tahun 1428 H.Al Iqna’ fii Halli Alfazhi Abi Syuja’, Syamsudin Muhammad bin Muhammad Al Khotib, terbitan Al Maktabah At Tauqifiyah.Kifayatul Akhyar fii Halli Ghoyatil Ikhtishor,  Taqiyuddin Abu Bakr Muhammad bin ‘Abdul Mu’min Al Hishni, terbitan Darul Minhaj, cetakan pertama, 1428 H.Al Fiqhu Al Manhaji,  Prof. Dr. Musthofa Al Bugho, dkk, terbitan Darul Qolam, cetakan kesepuluh, 1431 H.*



@ Pesantren Darush Sholihin, Warak, Girisekar, Panggang, Gunungkidul, D. I. Yogyakarta, di Jum’at pagi, 5 Sya’ban 1434 H


๐Ÿ“Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal


๐Ÿ“ฎ *Artikel Muslim.Or.Id*




Baca selengkapnyahttps://muslim.or.id/16760-fikih-puasa-2-rukun-dan-niat-puasa.html


๐Ÿ“ฃ *Silakan disebar Artikel ini dengan tidak menambah dan mengurangi isi tulisan. Semoga bermanfaat untuk kita semua Jazakallahu khairan barokallah fikum*


•━━━❅❀☘๐ŸŒธ☘๐ŸŒธ☘❀❅━━━•

๐Ÿ“œ•◎❦ *CHANNEL MAJELIS ILMU  SUNNAH*❦◎•๐Ÿ“œ

〰〰〰〰๐ŸŒน๐ŸŒน〰〰〰〰〰


๐Ÿ–ฅ Fb : https://m.facebook.com/groups/1660711994209636?ref=m_notif&notif_t=page_group_post


๐Ÿ“‘ Telegram : http://t.me/majelisilmusunnah123


 ๐Ÿ“ฒWA :  081243065951.ADMIN


๐Ÿ“š Kurikulum Bimbingan :  Aqidah, Fikih, Hadits, Manhaj, Adab, Petuah Ulama, Tazkiyatun Nufus, Nasehat, Dll.

•┈┈•••○○❁๐ŸŒป❁○○•••┈┈•


*๐Ÿ“ญ Raih Amal Sholeh*

*Semoga saudara-saudara kita mendapatkan faedah*

Tagged as:
About the Author

Write admin description here..

0 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

Kalender 2019

Kalender 2019
Perfect World Online Spear Thingy

Masehi HijriyahPerhitungan pada sistem konversi Masehi – Hijriah ini memungkinkan terjadi selisih H-1 atau H+1 dari tanggal seharusnya untuk tanggal Hijriyah

SELAMAT BERGABUNG DI MUSLIM CENTER SMKN 2 TEBING TINGGI.AYO SEGERA DAFTARKAN DIRI ANDA UNTUK MENGAJI, DIJAMIN LANGSUNG LANCAR MEMBACA AL QUR'AN AYO BACA CERITA MENARIK HANYA DI BLOG INI SETIAP HARI KAMIS DAN SABTU PUKUL 19.00 WIB .
Islam Ornamental Art 2
SELAMAT DATANG DI BLOG MUSLIM CENTER. SEMOGA BLOG INI BERMANFAAT UNTUK ANDA DAN DAPATKAN SELURUH INFORMASI DISINI
AYO LIKE AND SUBSCRIBE DAKWAH STOP MOTION,TAQWA MEDIA DAN MUSLIM CENTER SMK 2 DI YOUTUBE KESAYANGAN ANDA.

back to top